Fenomena Pemblokiran Situs Radikal di Belahan Dunia

Pemblokiran website (situs) yang dianggap radikal ternyata tak hanya terjadi di Indonesia.

oleh Iskandar diperbarui 31 Mar 2015, 12:26 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2015, 12:26 WIB
Fenomena Pemblokiran Situs Radikal di Belahan Dunia
Blokir Situs (news.com.au)

Liputan6.com, Jakarta - Pemblokiran website (situs) yang dianggap radikal ternyata tak hanya terjadi di Indonesia. Kebanyakan, situs yang diblokir dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah dan keputusan pengadilan di suatu negara.

Belum lama ini pemerintah India melakukan pemblokiran terhadap 32 situs besar yang dianggap radikal. Dikutip dari laman Independent, Selasa (31/3/2015), langkah tegas ini diambil untuk menghentikan penyebaran ajaran ISIS.

Salah satu yang diblokir adalah Github, situs code-sharing yang biasa digunakan oleh pengembang di seluruh dunia. Situs yang dianggap berperan penting untuk industri teknologi ini sebelumnya telah diblokir di Rusia dan China.


Selain itu Vimeo juga diblokir oleh pemerintah India. Situs berbagi video itu dianggap memuat konten pro ISIS. Namun kemudian, blokir Vimeo dicabut setelah memastikan akan menghapus konten pro ISIS.

Arvind Gupta, kepala IT Bharatiya Janata Party, mengatakan bahwa situs itu telah diblokir karena mereka dianggap merusak dan berpotensi membuat warga bergabung dengan ISIS.

Baca juga: Kominfo Blokir 22 Situs yang Dianggap Radikal

Beberapa hari lalu, pemerintah Prancis juga melakukan hal yang sama dengan memblokir 5 situs yang dianggap mendukung aksi terorisme. Dilansir The Verge, pemblokiran tak lepas dari aksi penembakan yang terjadi di kantor majalah satir Charlie Hebdo.

Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan, keputusan itu sangat penting untuk memerangi terorisme. Namun sejumlah aktivis menganggap langkah tersebut tidak relevan dan bisa membungkam kebebasan berbicara.

Sementara pemerintah Turki atas perintah pengadilan juga memblokir situs-situs asosiasi ateis dan organisasi separatis Kurdi. Situs Takva Haber yang dinilai sebagai alat propaganda agar warga bergabung ke ISIS juga telah diblokir.

Pun demikian, dilaporkan NY Times, banyak situs yang mempromosikan pesan-pesan berbau gerakan ekstrim - bahkan yang langsung bersimpati kepada ISIS lolos dari sensor otoritas Turki.

(isk/dhi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya