Liputan6.com, Jakarta - Ide kota pintar alias smart city sudah didengung-dengungkan berbagai kalangan di Indonesia. Sayangnya, sebagian pihak dinilai masih belum memahami betul konsep smart city yang mungkin diterapkan di tengah masyarakat Indonesia.
Menurut Nonot Harsono selaku Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), masih banyak orang yang menilai smart city itu sama dengan e-Government, padahal keduanya berupa konsep yang berbeda.
Smart city merupakan konsep pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi untuk semua sektor yang lebih luas dari sekedar e-Gov. '
'Smart city adalah konsep pemanfaatan ICT untuk semua kegiatan di daerah, tidak hanya kegiatan pemerintahan lewat e-Gov namun mencakup banyak hal. Misalnya sistem pengendali lampu lalu-lintas, sistem perparkiran terpadu, sistem pengaturan listrik untuk public-utility, sistem pemantau polusi udara/lingkungan, sistem peringatan dini (early warning system),'' jelas Nonot.Â
Pria asal Madura itu pun menjelaskan perbedaan lain yang ada antara smart city dengan e-Gov, yakni dari alasan penerapannya.
Nonot menilai penerapan smart city didasarkan pada pertimbangan antara kebutuhan dan kelayakan atau tingkat urgensi smart city di setiap daerah, sedangkan penerapan e-Gov bergantung pada keputusan pimpinan daerah.
"Selama pimpinan daerah menyukai transparansi dan akuntabilitas, serta menyukai komunikasi yang baik dengan masyarakatnya, maka tentu Pemda itu akan berusaha membangun e-Gov yang baik,'' ungkap Nonot saat berbicara pada diskusi terbatas bertema 'Indonesia Timur Lebih Butuh Broadband'.
Meski begitu, kedua produk teknologi itu memiliki satu kesamaan yakni sangat membutuhkan dukungan jaringan broadband yang memadai. "Kalau tanpa dukungan broadband yang bagus, sulit bagi Pemda mau menerapkan smart city ataupun e-Gov sekalipun," ujarnya.
Kehadiran broadband kian dianggap penting karena bisa memungkinkan pemerintah daerah memberikan layanan yang lebih baik dan cepat kepada warganya. Tak hanya itu, broadband yang masuk ke desa diharapkan dapat membuat masyarakat dapat memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan sehari-hari maupun aktivitas bisnisnya.
''Semua pemerintah daerah tentu menginginkan organisasi pemerintahannya berjalan lebih baik dan setara dengan Pemda lain di seluruh indonesia,'' tandas Nonot.
(den/dhi)
Smart City dan e-Government, Apa Bedanya?
Masih banyak orang yang menilai smart city itu sama dengan e-Government.
diperbarui 15 Apr 2015, 10:38 WIBDiterbitkan 15 Apr 2015, 10:38 WIB
Setidaknya ada tiga tahapan yang harus dilakukan jelang penerapan smart city. Apa saja?... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 Energi & TambangHarga BBM Pertamina Naik Mulai 1 Februari 2025, Ini Rinciannya!
9 10
Berita Terbaru
Hasil Timnas Futsal Indonesia vs Argentina: Berikan Perlawanan, Tim Garuda Tumbang 2-4
MTI Soroti Pemangkasan Angaran Infrastruktur hingga Subsidi Transportasi
Kurs Dolar AS Mendadak Jadi Rp 8.170, Begini Kata Google!
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Tarik Lebih dari 30 Ribu Pengunjung di ICE BSD
Jejak Polusi Timbal Tertua Ditemukan dari Yunani Kuno
Wali Nikah dalam Islam Itu Ketat, Kenapa? Begini Penjelasan Buya Yahya
Thariq Halilintar Dapat Kado Tiket Nonton Laga Barcelona FC dari Aaliyah Massaid, Berapa Harganya?
BKN Lakukan Pemeliharaan Portal SSCASN hingga SIASN Mulai Hari Ini 1 Februari 2025
Alex Pastoor Sudah Tiba di Jakarta, Siap Bekerja Bantu Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026
Pemerintah Lumajang Tambah Alat Pantau Gunung Semeru dari Swiss
Kasus Dugaan Pemerasan Anak Bos Prodia, Polisi Ini Diduga Terima Suap
Resmi Dilantik Jadi Ketum Perbasi, Budi Djiwandono Fokus Jangka Panjang dengan Benahi 3 Hal