Disadap Hacker 10 Tahun, Keamanan Cyber Pemerintah Lemah?

Pemerintah Indonesia juga dilaporkan sempat menjadi korban aksi spionase penyadapan ponsel yang dilakukan oleh NSA.

oleh Adhi Maulana diperbarui 28 Mei 2015, 15:45 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2015, 15:45 WIB
Hacker
Hacker (dogtownmedia.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam laporan bertajuk "APT 30 and the Mechanics of a Long-Running Cyber Espionage Operation" yang dirilis FireEye, diungkapkan bahwa negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah menjadi korban operasi spionase cyber "APT 30" yang dilakukan pemerintah China selama 10 tahun terakhir.

Menariknya, menurut penjelasan CTO FireEye Asia Pasifik Bryce Boland, alat, taktik dan prosedur penyerangan (tools, tactics, and procedures – TTP) yang digunakan dalam operasi APT 30 telah diterapkan secara konsisten sejak awal operasi berlangsung. Yang artinya, pemerintah China melakukan aksi spionase cyber dengan infrastruktur yang sama selama 10 tahun.

"Sangat hal yang tidak biasa melihat sebuah kelompok kejahatan cyber beroperasi dengan infrastruktur yang sama selama satu dekade. Kebanyakan kelompok hacker pelaku serangan APT (Advanced Persistent Threat) menyesuaikan TTP mereka secara berkala dan teratur untuk menghindari terdeteksi," papar Boland.

Tentunya kondisi tersebut menyisakan pertanyaan sekaligus kekhawatiran. Apakah TTP yang digunakan oleh hacker yang disponsori pemerintah China memang sangat canggih? Atau memang sistem keamanan cyber di negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia, sangat lemah?

Bolan menjawab, "Jawabannya adalah 'yes' untuk dua pertanyaan tersebut." Ia melanjutkan, "TTP yang digunakan dalam operasi APT 30 memang sangat canggih. Di sisi lain, banyak pemerintahan -- tak hanya di Indonesia-- yang belum sepenuhnya aware dengan aksi spionase cyber."

Bahayanya, target dari operasi spiopnase cyber APT 30 adalah mendapatkan informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan pemerintah China, yaitu isu politik, ekonomi, militer, wilayah sengketa, dan diskusi yang berhubungan dengan legitimasi Partai Komunis China.

Kondisi ini memperlihatkan bagaimana lemahnya sistem keamanan cyber di Tanah Air. Buktinya, kasus spionase cyber yang diungkap oleh laporan FireEye ini bukanlah kali pertama.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia juga dilaporkan sempat menjadi korban operasi spionase penyadapan ponsel yang dilakukan oleh National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.

(dhi/dew)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya