AS Minta Tiongkok Berhenti Lakukan Spionase Cyber

Penasihat keamanan nasional AS mengeluarkan peringatan keras terhadap Tiongkok agar berhenti melakukan spionase cyber.

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Sep 2015, 08:50 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2015, 08:50 WIB
Ilustrasi Cyber Crime
Ilustrasi Cyber Crime (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Susan Rice, mengeluarkan peringatan keras terhadap Tiongkok, agar berhenti melakukan spionase cyber. Hal tersebut harus dilakukan demi keamanan nasional dan merupakan faktor penting dalam hubungan AS-Tiongkok.

"Ini (spionase cyber) bukan gangguan ringan, melainkan menjadi perhatian keamanan ekonomi dan nasional bagi AS. Hal ini membuat ketegangan besar dalam hubungan bilateral kami, dan merupakan faktor penting dalam menentukan hubungan masa depan AS-Tiongkok," kata Rice di George Washington University, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/9/2015).

Pernyataan Rice tersebut disampaikannya menjelang kedatangan Presiden Tiongkok, Xi Jinping ke Negeri Paman Sam. Presiden AS, Barack Obama dan Xi diperkirakan akan membahas berbagai hal dalam kunjungan pimpinan Tiongkok itu ke Gedung Putih pada pekan ini.

Di sisi lain, Xi dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok tidak terlibat dalam pencurian rahasia komersial. Ia pun menegaskan bahwa pemerintahnya tidak mendukung perusahaan Tiongkok mana pun yang melakukan hal tersebut.

Diungkapkannya, AS dan Tiongkok memiliki perhatian yang sama soal keamanan cyber. Negeri Tirai Bambu pun siap bekerjasama dengan AS untuk mengatasi masalah tersebut.

"Pencurian cyber terkait rahasia komersial dan usaha peretasan terhadap jaringan pemerintah adalah tindakan ilegal. Tindakan seperti itu merupakan kejahatan dan harus dihukum sesuai dengan hukum dan kesepakatan internasional," jelas Xi.

(din/dew)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya