Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu ramai dibicarakan adanya penyegelan kantor Go-Jek di Bandung, Jawa Barat, terkait order fiktif. Akhirnya, CEO Go-Jek Nadiem Makarim angkat bicara terkait masalah ini.
Dalam keterangan resminya, Kamis (3/12/2015), Nadiem membenarkan bahwa adanya penangguhan beberapa driver Go-Jek yang telah terbukti melakukan order fiktif.
Hal ini dilakukan setelah adanya komplain dari beberapa driver Go-Jek jujur yang melaporkan adanya penyalahgunaan subsidi perusahaan. Hal itu dilakukan dengan membuat ratusan order fiktif menggunakan akun palsu.
Baca Juga
"Setelah kami dengarkan aspirasi para driver, selama satu bulan ke belakang kami olah data tersebut dan ternyata lebih dari 7.000 driver se-Nusantara terlibat dalam kasus order fiktif ini," ungkap Nadiem dalam keterangannya.
Go-Jek sendiri mengungkapkan sudah mengamati hal ini cukup lama dan memiliki bukti kuat terhadap setiap individu terkait. Ditambahkan pula, bahwa para driver ini sudah diberikan peringatan beberapa kali.
Advertisement
Hal ini merugikan driver Go-Jek lain sebab para driver tidak mengambil order nyata, namun menerima pendapatan jutaan per bulan.Â
Bos Go-Jek Kecewa
Nadiem sendiri tidak memungkiri kekecewaannya terhadap kasus order fiktif ini. Akan tetapi, Go-Jek masih memberi kesempatan terakhir untuk para driver tersebut mengembalikan uang penipuan.
"Hal ini dilakukan sebagai tanda komitmen mereka masih ingin menjadi bagian dari keluarga besar Go-Jek," Nadiem menambahkan.
Lebih lanjut, disebutkan Go-Jek memegang teguh bahwa menjadi driver Go-Jek adalah suatu hak dan kewajiban yang mulia. Hanya driver terbaik dan jujur yang dapat menjadi bagian dari keluarga besar Go-Jek Indonesia.
"Prioritas utama kami pertama dan selalu adalah untuk meningkatkan kesejahteraaan para driver di seluruh Indonesia," pungkas Nadiem.
(Dam/Isk)*
Advertisement