Database 191 Juta Pemilih AS Terungkap di Internet Terbuka

Peneliti keamanan komputer menemukan sebuah database informasi tentang 191 juta pemilih yang terungkap di Internet Terbuka (open internet).

oleh M Hidayat diperbarui 30 Des 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Des 2015, 18:00 WIB
Ilustrasi Server Database. Kredit: Freepik
Ilustrasi Server Database. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Seorang peneliti keamanan komputer independen menemukan sebuah database berisi 191 juta pemilih di Internet Terbuka (open internet). Informasi ini terungkap karena database itu tidak terkonfigurasi dengan baik.

Database tersebut meliputi nama, alamat, tanggal lahir, afiliasi partai, nomor telepon, dan email dari pemilih di seluruh 50 negara bagian AS dan Washington. Hal itu diungkapkan oleh Chris Vickery kepada Reuters, Selasa (29/12/2015), dalam sebuah wawancara telepon.

Vickery, yang merupakan spesialis dukungan teknis dari Austin, Texas, mengatakan bahwa dirinya menemukan informasi tersebut ketika mencari informasi terpapar di Web dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran kebocoran data.

Lebih lanjut, Vickery mengatakan, ia tidak bisa memberi tahu apakah orang lain telah mengakses database tersebut atau tidak, yang memakan waktu sekitar satu hari saja untuk mengunduhnya.

Meski data pemilih biasanya dianggap informasi publik, itu bisa menjadi sangat berharga bagi para penjahat yang mencari daftar sejumlah besar target untuk berbagai skema penipuan. "Yang mengkhawatirkan adalah bahwa informasi tersebut begitu pekat," terang Vickery.

Vickery mengatakan ia belum mampu mengidentifikasi siapa yang mengontrol database itu, tetapi ia bekerja dengan lembaga pemerintah AS untuk menemukan pemiliknya sehingga mereka dapat menghapusnya dari jangkauan publik. Namun ia menolak untuk menyebutkan lembaga yang dimaksud.

(Why/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya