Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan manusia ke luar angkasa yang dilakukan selama kurang lebih 60 tahun ternyata masih menyisakan satu masalah, yakni sampah antariksa. Sebab, seiring perjalanan manusia ke luar angkasa jumlah sampah antariksa yang ada di orbit bumi terus bertambah.
Sampah antariksa dapat didefinisikan sebagai objek yang sengaja ditinggalkan di orbit bumi ataupun hasil dari tubrukan dua objek ketika ada misi luar angkasa.Â
Kehadiran sampah antariksa di sekitaran orbit bumi dapat menjadi masalah karena puing-puing itu berisiko saling bertubrukan satu sama lain. Terlebih, setiap puing tersebut memiliki kecepatan edar, dan ketika saling bertubrukan dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar.
Tak hanya itu, ada kemungkinan bahwa suatu saat puing tersebut akan kehilangan kepadatannya ketika berada di orbit bumi. Dan, pada saat itulah ada kemungkinkan puing-puing itu akan saling bertubrukan lalu menghasilkan tubrukan lanjutan lain. Sebuah fenomena yang dikenal sebagai efek Kessler.
Masalah itu yang kemudian sedang dipikirkan penyelesaiannya oleh para peneliti. Sebab, dengan keadaan tersebut akan hampir mustahil untuk mengirim satelit ke luar angkasa. Hal itu dapat terjadi karena tiap satelit yang dikirim luar angkasa akan hancur begitu bertubrukan dengan sampah antariksa.
Untuk itu, seperti dikutip dari laman Mirror, Kamis (31/12/2015), kemungkinan di masa depan astronot akan mulai bergeser menjauh dari orbit bumi ketika akan melaksanakan misi. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari tubrukan yang mungkin terjadi dengan puing-puing tersebut.
Baca Juga
Sekadar informasi, sampah antariksa diketahui pertama kali berasal dari badan roket yang digunakan dalam peluncuran Sputnik, satelit buatan bumi pertama, pada 4 Oktober 1957. Peluncuran Sputnik kali itu oleh Uni Soviet yang kemudian mendorong negara lain untuk mulai menjelajah luar angkasa.
Sejak saat itu, sudah ada lebih dari ribuan satelit, badan roket, serta puing-puing dari misi luar angkasa bumi yang mengitari orbit. Dan, di tahun 2000, sampah antariksa yang ada di orbit bumi diperkirakan berjumlah sekitar 9.000.
Jumlah tersebut tidak berubah banyak sampai akhirnya di 2007, Tiongkok melakukan uji coba misil dan menghasilkan 2.000 puing di luar angkasa. Selanjutnya, di tahun 2009, akibat ada dua satelit yang bertabrakan menambah jumlah puing sampai sekitar 2.000.
Melihat jumlah sampah antariksa yang terus bertambah, Dr Stuart Grey, pengajar di University College London, membuat video singkat tentang bertambahnya jumlah sampah antariksa di orbit bumi tiap tahunnya. Dan, bagi Anda yang tertarik melihat penambahan sampah antariksa selama kurang lebih 60 tahun. Berikut kami sertakan juga videonya:
(Dam/Cas)