Dipetisi 50.000 orang, Game Ini Ditarik dari Peredaran

Sebuah video game di mana player diharuskan membunuh suku asli Australia, Aborigin, ditarik dari peredaran.

oleh Yuslianson diperbarui 19 Jan 2016, 07:45 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2016, 07:45 WIB
Survival Island
Mendiskriminasi suku asli Australia, gim ini ditarik dari pasaran

Liputan6.com, Jakarta - Seharusnya ada batasan yang jelas dari mana sebuah game terinspirasi atau mengambil alur cerita agar tidak menyinggung banyak orang. Namun sepertinya batasan ini dilupakan oleh developer game ini saat merilis game baru mereka untuk platform Android dan iOS.

Berjudul "Survival Island 3-Australian Story", game ini mengisahkan bagaimana Anda harus menemukan cara untuk bertahan hidup di salah satu tempat paling berbahaya di dunia, yakni Australia, dan melawan suku asli Aborigin yang menyerang.

Dianggap menghina penduduk asli Australia, sejumlah orang langsung melayangkan petisi yang meminta agar game ini ditarik dari peredaran.

Seperti yang tim Tekno Liputan6.com kutip dari laman ChannelNewsAsia, sejak pertama kali petisi ini muncul di Change.org sudah ada 50.000 orang yang menandatangani petisi ini. Beberapa bahkan memberikan komentar yang mengutuk tindakan developer game tersebut sangat tidak pantas dan diskriminasi.

Sejak muncul petisi hingga saat ini, game tersebut sudah hilang dari peredaran dari iTunes dan Google Play. Baik Apple dan Google hingga saat ini tidak memberikan alasan atau komentar secara resmi alasah kenapa game ini bisa masuk dan kemudian ditarik dari pasaran.

Aborigin adalah penduduk asli Australia yang memiliki sejarah diskriminasi yang cukup menyayat hati. Sejak pendudukan Inggris di tanah Australia hingga saat ini, total populasi penduduk Australia semakin lama kian berkurang. Saat ini saja penduduk asli Australia ini hanya mencapai 470,000 orang dari 23 juta total populasi penduduk Australia.

 

Sebenarnya ini bukan pertama kali sebuah game memicu debat. Beberapa waktu lalu isu lain tentang seksisme dalam game juga sempat muncul dan memicu debat antar gamer pria dan jurnalis wanita dalam perang daring (online) yang dikenal dengan nama 'Gamergate'.

Perusahaan game juga sering kali mendapat kritikan beberapa kali bagaimana "gambaran" sebuah karakter orang berkulit hitam dan sejumlah ras lainnya.

(Yus/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya