Powerbank Ini Mampu Isi Daya Baterai hingga 66 Ponsel

Powerbank besutan operator telekomunikasi Vodafone ini unjuk gigi di ajang Mobile World Congress 2016 di Barcelona, Spanyol.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 25 Feb 2016, 19:55 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2016, 19:55 WIB
Portable Powerbank
Sebuah powerbank yang mampu mengisi daya 66 ponsel sekaligus diperkenalkan di ajang Mobile World Congress 2016. (foto: Vodafone Foundation)

Liputan6.com, Barcelona - Vodafone Foundation, lembaga filantropi milik perusahaan telekomunikasi asal Britania Raya, Vodafone, memperkenalkan sebuah perangkat--yang diperuntukkan bagi pengungsi di tengah krisis migran--pada ajang Mobile World Congress 2016 di Barcelona, Spanyol.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari laman International Business Times, Kamis (25/2/2016) perangkat yang dimaksud adalah sebuah portable charger atau powerbank yang mampu mengisi daya 66 smartphone secara bersamaan.

Powerbank
ini memang dirancang untuk mendukung komisioner tertinggi PBB untuk pengungsi (UNHCR) dalam mengerjakan tugasnya di Lebos dan Samos, Pulau Yunani. Selama setahun terakhir, komisioner ini telah menyaksikan gelombang besar pengungsi di wilayah tersebut.

Sering dilaporkan, pengungsi yang sebagian besar memiliki akses ke smartphone sulit untuk mengisi daya. Pasalnya jumlah stop kontak tak sebanyak pengguna  smartphone di kamp-kamp pengungsian.

Oleh sebab itu, pengisi daya seperti ini dapat membantu banyak orang mengisi baterai tanpa harus saling mengantre.

Powerbank berukuran besar ini dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya menggunakan sebuah kotak seberat 23 kilogram. Dibutuhkan waktu setidaknya 10 menit untuk mengatur pengisi daya tersebut yang dapat dibagi menjadi empat modul untuk menghindari desakan saat pengisian daya.

Bersamaan dengan powerbank ini, Vodafone Foundation juga memperkenalkan Instant Classroom Lite, kelas portable yang didesain untuk kegiatan belajar mengajar kelas besar di kamp pengungsian.

Pada bagian dalamnya, terdapat laptop yang terkoneksi dengan server, proyektor, dan sound system, dan terkoneksi internet berjaringan 3G dan 4G. Sebelumnya, ruang kelas serupa yang berada di Dadaab, Kenya, disebutkan telah membantu 60.000 pengungsi.

(Tin/Cas)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya