Apple Raup Untung dari Daur Ulang Produk Lama

Apple diperkirakan mendapat sekitar Rp 50 miliar hanya dari pelelehan emas komponen bekas

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 19 Apr 2016, 10:03 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2016, 10:03 WIB
Logo Apple
Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)

Liputan6.com, Jakarta - Langkah Apple untuk melakukan daur ulang komponen perangkat lamanya ternyata membuahkan hasil. Berdasarkan laporan ekonologi tahunan, perusahaan asal Cupertino itu berhasil mendapat material tambahan dari proses tersebut.

Dilansir laman Engadget, Selasa (19/4/2016), Apple berhasil mengumpulkan 27 juta kilogram (kg) tambahan material dari komponen lama, termasuk besi, alumunium, kaca, dan material industri lain di dalamnya. Bahkan, Apple berhasil memperoleh sekitar 999,7 kg emas dari produk-produk lama.

Dengan jumlah tersebut, Apple berhasil memiliki sekitar 1.102 ton besi berharga dari produk lama. Berdasarkan perhitungan, Apple bisa mendapatkan pemasukan sekitar US$ 40 juta atau sekitar Rp 50 miliar dari pelelehan emas yang berasal dari mainboard dan komponen lain.

Nilai tersebut belum termasuk pemasukan yang bisa didapat dari komponen lain, seperti tembaga dan alumunium. Untuk tembaga sendiri Apple bisa mengumpulkan 1,3 juta kg yang bernilai US$ 64 juta atau sekitar Rp 84 miliar, dan alumunium seberat 2 juta kg senilai Rp 42 miliar.

Besarnya jumlah tersebut tak lepas dari kebijakan Apple dalam beberapa tahun terakhir yang mendorong proses daur ulang pada produknya.

Pada Maret lalu, Apple juga sempat memperkenalkan robot industrial bernama Liam yang dikembangkan untuk membongkar perangkat-perangkat iPhone.

Sebelumnya, Apple juga melakukan perubahan pada dua pabrik rekanannya di Tiongkok pada 2015. Perubahan itu dilakukan untuk mendukung tercapainya penghentian perubahan iklim yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan.

Sejak di bawah kepemimpinan Tim Cook, Apple memang telah bertransformasi menjadi perusahaan yang peduli terhadap isu-isu lingkungan. Terlebih sebelumnya pada 2012, Apple sempat menerima kritik dari Greenpeace terkait produksi yang dilakukan Apple.

(Dam/Cas)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya