Liputan6.com, Jakarta Apple kembali membuktikan pentingnya pasar Tiongkok. Perusahaan teknologi tersebut telah menanamkan modal sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 13 triliun (Rp 13.315 per US$ 1) di layanan ride-hailing asal Tiongkok, Didi Chuxing.
Investasi tersebut diumumkan langsung oleh sang Chief Executive Officer (CEO), Tim Cook. Ia berharap, langkah itu akan membantu perusahaan menjadi lebih baik dalam memahami pasar Tiongkok.
Bukan sekedar investasi biasa, langkah Apple bekerjasama dengan rival utama Uber Technologies Inc di Tiongkok itu turut membuktikan perusahaan-perusahaan teknologi dan otomotif mulai membentuk aliansi baru dan membuat investasi silang. General Motors, misalnya, baru saja membeli perusahaan teknologi mengemudi otonomos bernama Cruise Automations dan memiliki saham di perusahaan ride-sharing Amerika Serikat (AS), Lyft.
Baca Juga
Cook mengatakan, dia melihat peluang Apple dan Didi Chuxing untuk berkolaborasi di masa depan. "Kami membuat investasi untuk sejumlah alasan strategis, termasuk peluang untuk mempelajari beberapa segmen tertentu pasar Tiongkok," tutur Cook, seperti dilansir Reuters, Minggu (15/5/2016).
Ia optimis investasi tersebut tidak akan berakhir sia-sia. "Pastinya kami yakin ini (investasi) akan memberikan hasil yang bagus untuk modal investasi kami seiring waktu," sambungnya.
Investasi ini sekaligus kembali memunculkan rumor mengenai rencana Apple memasuki bisnis otomotif. Menurut sejumlah sumber Reuters, Apple telah mempekerjakan sejumlah pakar otomotif dan tengah mengeksplorasi pembuatan sebuah mobil tanpa supir (self-driving). Namun sampai kini, Apple tidak pernah mengonfirmasi rumor tersebut.
Di sisi lain, Cook mengatakan bahwa Apple tetap fokus dalam pengalaman in-car dengan sistem CarPlay miliknya, yang menghubungkan smartphone ke sistem hiburan kendaraan. "Itu yang kami lakukan di bisnis mobil saat ini, jadi kami akan melihat apa yang ada di masa depan," katanya.
Didi Chuxing atau yang dulu dikenal sebagai Didi Kuadi mengatakan dalam pernyataan, modal dari Apple tersebut adalah investasi tunggal terbesar yang pernah diterima perusahaan. Didi Chuxing saat ini mendominasi pasar ride-sharing di Tiongkok. Perusahaan mencetak lebih dari 11 juta pesanan setiap hari, dengan lebih dari 87 persennya untuk penyewaan kendaraan pribadi di negara tersebut.
Meski Didi Chuxing bernilai lebih dari US$ 20 miliar, bukan berarti bisnisnya berjalan dengan mulus. Menurut sumber, perusahaan telah kehilangan miliar dolar dalam pertempuran dengan Uber untuk merebut pangsa pasar Negeri Tirai Bambu.
Advertisement
(Din/Ysl)