Begini Cara Alfacart Atasi Penjualan Produk BM

Alfacart siap mendisplinkan pedangang yang ternyata di kemudian hari kedapatan menjual barang-barang ilegal di Indonesia

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 16 Jun 2016, 16:05 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2016, 16:05 WIB
Alfacart
Haryo Suryo Putro, Chief Operating Officer dan Chief Marketing Officer (liputan6.com/Agustinus M. Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa bulan terakhir, sempat ditemukan produk elektronik seperti smartphone ilegal atau produk Black Market (BM) di beberapa situs eCommerce Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Alfacart sebagai salah satu pelaku eCommerce di Indonesia ternyata sudah memiliki langkah antisipasi agar hal tersebut tak terjadi. 

Menurut Haryo Suryo Putro, Chief Operating Officer dan Chief Marketing Officer Alfacart.com, pihaknya memastikan barang yang secara hukum tak boleh dijual di Indonesia tentu tak akan dijual.

"Sebelum penjualan, calon pedagang akan diminta untuk menyerahkan syarat yang diminta. Tak hanya itu, pedagang tersebut juga diminta untuk memberikan informasi barang yang dijual," ujar Haryo, saat ditemui di sela-sela acara peluncuran program Ramadan Alfacart, Rabu (15/6/2016), kemarin.

Dengan cara itu, diharapkan dapat meminimalisasi penjual yang menjual barang-barang ilegal. Alfacart juga memiliki tim survei khusus yang ditugaskan untuk memastikan informasi dari pedagang. 

Lantas, bagaimana dengan pedagang yang di kemudian hari ketahuan menjual barang-barang yang seharusnya tak dijual di Indonesia. Haryo menegaskan pihaknya akan segera mendisplinkan penjual tersebut.

"Di awal, kita akan beri edukasi dan pelatihan terkait barang-barang dijual. Kalau masih nakal, mungkin akan kita tutup," ujarnya. Saat ini, Alfacart sendiri sudah memiliki kurang lebih 2.000 pedagang yang tergabung.

Ia mengungkap Alfacart masih akan mengusung konsep Online-to-Offline (O2O) yang sejak awal diperkenalkan. Untuk itu, Alfacart terus berkolaborasi dengan Alfamart dengan cabang yang sudah tersebar di wilayah Indonesia.

Bahkan, Alfamart nantinya tak sekadar menjadi tempat pengambilan barang yang dibeli dari Alfacart. Ke depannya Alfamart dapat dipakai sebagai titik pengembalian barang, sehingga memudahkan pembeli yang ingin meretur barang yang dibelinya.

"Kami menargetkan di bulan September, Alfacart sudah terintegrasi dengan 90 persen jaringan Alfamart," ujarnya mengakhiri pembicaraan. Alfacart sendiri saat ini sudah terhubungan dengan sekitar 7.000 cabang Alfamart dari total keseluruhan sekitar 11.750 toko fisik.

(Dam/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya