Liputan6.com, Singapura - Sejumlah kota besar di dunia saat ini sedang mengalami perkembangan cukup pesat berkat kemajuan teknologi.
Untuk mendukung berbagai aktivitas penduduk supaya lebih efisien, pemerintah kota mulai menerapkan konsep smart city yang merupakan salah satu pemanfaatan big data.
Namun, di saat makin banyak kota besar menerapkan konsep smart city, muncul kekhawatiran mengenai keamanan dan privasi data di konsep smart city tersebut.
Baca Juga
Menanggapi hal ini, Sheila Fitzpatrick, Chief Privacy Officer NetApp mengatakan, keamanan dan privasi data sangat krusial untuk mewujudkan sebuah smart city yang lebih baik.
"Di tahun kedua ini, kami (NetApp, red.) ingin mengajak para ahli di bidang teknologi informasi untuk membahas betapa pentingnya keamanan dan privasi data di smart city," ujar Sheila kepada Tekno Liputan6.com di ajang NetApp Smart Cities Dialogue.
Sheila juga mengungkap, Indonesia termasuk salah satu negara yang "lelet" dalam mengadopsi peraturan privasi data. "Peraturan privasi data baru diperkenalkan di Indonesia setahun lalu. Hal tersebut merupakan dampak dari generasi milenial yang mengonsumsi data dalam jumlah luar biasa," tutur Sheila.
"Saat ini informasi tentang seseorang makin mudah didapat. Pemerintah, perusahaan, dan orang biasa pun bisa mendapatkan informasi tentang privasi seseorang. Karena itu, mereka mulai memikirkan berbagai aspek tentang privasi data dan pengaruhnya terhadap data-data penunjang smart city," kata Sheila menambahkan.
Karena sejumlah kota di Indonesia masih dalam tahap awal mengadopsi konsep smart city, menurut Sheila, ada baiknya kota-kota tersebut menyortir tipe data apa saja yang dibutuhkan untuk menerapkan konsep tersebut.
Sistem di smart city, tak bisa dimungkiri, berpotensi terkena serangan siber. "Anda tentunya tak ingin data-data pribadi Anda diakses dan disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Karena itu, tak hanya pemerintah semata, pelaku bisnis lain pun harus memberikan jaminan sekuat apa sistem keamanan siber yang digunakan," ujar Sheila menegaskan.
Saat ditanya smart city mana yang terbaik dan teraman, Shiela menjawab Dublin. "Belajar dari pengalaman smart city seperti Barcelona, Stockholm, Viena, dan beberapa negara Eropa lainnya, mereka (pemerintah kota Dublin, red.) mampu meyakinkan penduduknya untuk mengadopsi konsep smart city lebih cepat, mudah dan aman," tutur Sheila.
(Ysl/Why)