Liputan6.com, Jakarta - Selasa 20 September waktu Korea Selatan, seseorang yang bertanggung jawab mengontrol internet di Korea Utara secara tak sengaja membuat beberapa perubahan di server negara tersebut.
Akibatnya, akses terhadap internet yang dianggap barang langka di Korea Utara justru terbuka untuk semua orang.
Hal tersebut pun langsung dimanfaatkan oleh peneliti Github yang menemukan data dan membagi data tersebut kepada publik.
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari IB Times, Kamis (22/9/2016), ada satu data yang menarik perhatian.
Baca Juga
Data tersebut menyebutkan kalau negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu hanya ada 28 laman web.
Seperti diketahui, Korea Utara memang tak begitu eksis di dunia maya, sebab warga negaranya tak bebas mengakses internet. Mereka hanya bisa membuka internet sesuai dengan apa yang diizinkan oleh pemerintah, yang tentunya sangat terbatas.
"Pada 19 September 2016 yakni sekitar pukul 22.00 waktu pasifik, salah seorang petinggi Korea Utara secara tak sengaja mengizinkan terjadinya transfer global DNS zone. Hal ini berakibat semua orang yang mengoperasikan AXFR meminta kepada server Korea Utara (ns2.kptc.kp) untuk mendapatkan data DNS Korut. Ini terdeteksi oleh TL:DR Project --sebuah usaha untuk mencoba transfer zona terhadap semua domain tingkat atas-- setiap dua jam sekali dan membuat Github mendapatkan data ini," demikian penjelasan teknis yang diberikan oleh juru bicara Github.
Berdasarkan daftar domain yang diperbolehkan di Korea Utara, beberapa laman yang boleh diakses di sana di antaranya berhubungan dengan memasak, traveling, berita, universitas atau pendidikan tinggi, spiritual, dan film.
Selain itu, ada pula sebuah laman bernama Friend yang menyerupai media sosial. Lantaran laman-laman tersebut masih terbuka, beberapa orang sengaja men-screen capture beberapa laman Korea Utara itu dan mengunggahnya di internet.
(Tin/Ysl)