Liputan6.com, Moskow - Aplikasi chatting terbaru besutan Google, Allo, ternyata tak mendapat respon positif dari Edward Snowden. Menurutnya, aplikasi tersebut tak ubahnya alat memata-matai pengguna.
Dalam sebuah unggahan melalui akun Twitter-nya, Snowden yang kini menjadi buronan pemerintah Amerika Serikat menyindir aplikasi tersebut sebagai Google Pengawas.
"Gratis untuk diunduh hari ini: Google Mail, Google Maps, dan Google Surveillance (pengawas). Itu adalah Allo. Jangan gunakan Allo," tulis Snowden seperti dikutip dari laman The Next Web, Sabtu (24/9/2016).
Ucapan Snowden tersebut juga bukan tanpa alasan. Google disebut telah mengubah versi Allo yang digulirkan saat ini dari versi saat pertama kali diperkenalkan pada gelaran Google I/O tahun ini.
Baca Juga
Versi Allo saat ini disebut akan menyimpan seluruh percakapan ketika pengguna tak memakai modus incognito.
Sebagai informasi, incognito merupakan modus yang menawarkan kemampuan end-to-end encryption untuk menjamin keamanan percakapan.
Namun keputusan ini memang berubah dari penjelasan raksasa mesin pencari itu sebelumnya, yakni hanya menyimpan pesan dalam bentuk yang tak teridentifikasi dan sementara.
Perubahan tersebut membuat seluruh riwayat pesan yang lalu lalang lewat Allo dapat diakses oleh Google apabila pengguna tak menghapusnya.
Google sendiri beralasan perubahan itu dilakukan untuk meningkatkan fitur smart reply, yang berfungsi untuk menyarankan sebuah tanggapan yang diberikan dalam sebuah percakapan. Hal itu disebabkan fitur ini sama seperti sistem pembelajaran lain, membutuhkan lebih banyak data untuk bekerja lebih baik.
Pun demikian, bukan berarti aplikasi ini tak aman sama sekali. Kendati hadir dalam modus terpisah, Google Allo tetap menyematkan kemampuan end-to-end encryption melalui incognito chat. Lewat modus ini, percakapan pengguna setidaknya akan terlindungi oleh enkripsi.
(Dam/Ysl)
Advertisement