Liputan6.com, San Fransisco - Rencana Google untuk mulai merambah bidang ride-sharing ternyata bukan isapan jempol belaka.
Setelah sebelumnya melakukan uji coba di sekitar kantor pusatnya, layanan ini akhirnya resmi mengaspal di jalanan San Fransisco, Amerika Serikat.
Layanan ini sebenarnya memanfaatkan plaftform Waze yang memang sudah dimiliki Google. Jadi, pengguna cukup mengunduh aplikasi Waze Rider untuk mencari pengguna Waze lain yang juga memberi tumpangan di mobilnya.
Meskipun terlihat menawarkan layanan serupa dengan yang lain, raksasa mesin pencari ini ternyata memiliki pendekatan yang berbeda. Mengutip informasi laman Tech Crunch, Jumat (39/9/2016), layanan ini lebih mengedepankan konsep car pooling.
Advertisement
Jadi, layanan ini memang lebih ditujukan bagi pengguna yang memiliki pekerjaan lain dan menjalankan layanan ini sebagai sampingan.
Kondisi ini berbeda dari Uber atau Lyft di Amerika Serikat yang menawarkan layanannya sebagai salah satu sumber pendapatan utama.
Baca Juga
Layanan ini juga tak memerlukan informasi terkait kendaraan atau latar belakang pengemudi.
Google juga membatasi pengemudi dan penumpang hanya dua kali sehari, yang berarti hanya beroperasi ketika waktu berangkat dan pulang kerja.
Google juga menawarkan tarif pembiayaan yang lebih murah bagi pengemudinya. Sebagai informasi, perusahaan itu hanya membayar sopir US$ 6,3 atau sekitar Rp 82 ribu, sementara tarif yang dikenakan ke penumpang hanya US$ 3 atau sekitar Rp 39 ribu.
Langkah Google ini disebut telah mempengaruhi hubungan dengan perusahaan layanan serupa seperti Uber. Bahkan, eksekutif Alphabet David Drummond kabarnya telah mengundurkan diri dari jajaran dewan direksi Uber karena persaingan dua perusahaan kian sengit.
Anak usaha Alphabet yang mengurus soal investasi venture capital, Google Ventures (GV) merupakan salah satu investor Uber. Sementara diketahui bahwa Alphabet kini adalah induk perusahaan Google.
(Dam/Isk)