Alasan SPC Mobile Belum Rutin Rilis Smartphone 4G

SPC Mobile punya alasan tersendiri mengapa belum rutin merilis smartphone yang mendukung jaringan 4G.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 25 Okt 2016, 10:34 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2016, 10:34 WIB
COO SPC Mobile Raymond Tedjokusumo - Liputan6.com/Agustinus Mario Damar
COO SPC Mobile Raymond Tedjokusumo - Liputan6.com/Agustinus Mario Damar

Liputan6.com, Jakarta - SPC Mobile baru saja meluncurkan smartphone teranyarnya yang masuk dalam seri Noah Sound, yakni Noah Smartphone. Meskipun hadir sebagai seri eksklusif, smartphone itu ternyata belum didukung jaringan 4G.

Lantas, mengapa pabrikan lokal itu masih memilih meluncurkan smartphone 3G di tengah-tengah gempuran smartphone 4G saat ini?

Menurut Chief Operating Officer SPC Mobile Raymond Tedjokusumo, jaringan 4G yang belum merata jadi alasan perusahaan itu kembali tak merilis smartphone yang mendukung jaringan tersebut, termasuk seri Noah Sound ini.

Ia menuturkan, di beberapa kota kedua yang menjadi pangsa pasar terbesar SPC Mobile, belum seluruhnya mencakup jaringan 4G. Karena itu, setelah wilayah-wilayah tersebut mulai mendapat jaringan 4G, pihaknya juga akan merilis smartphone 4G.

"Saat ini di daerah atau kota-kota kedua, masih belum sepenuhnya terjangkau 4G. Untuk itu, sampai saat ini kami belum meluncurkan produk 4G," ujarnya saat ditemui di sela-sela acara peluncuran seri Noah Sound di Jakarta, Senin (24/10/2016) sore.

Pun demikian, ia sempat mengungkapkan ada satu smartphone 4G sudah masuk dalam line-up produk SPC Mobile untuk tahun ini. Menyoal harga yang ditawarkan, ia menuturkan kemungkinan akan sama dengan produk sebelumnya.

"Karena kami memang mengincar pasar middle to low, kemungkinan harga dari 4G selanjutnya kami di bawah satu juta," ujarnya mengakhiri pembicaraan.

SPC sendiri bukannya belum memiliki smartphone 4G untuk pasaran Indonesia. Sebelumnya, perusahaan itu sudah memperkenalkan SPC L50 Volt yang pertama kali diperkenalkan di Bandung.

Sebagai informasi, SPC Mobile akan fokus pada produk kelas menengah ke bawah. Alasannya, kategori pasar itu masih sangat besar di Indonesia. Apalagi di luar kota-kota besar Tanah Air, permintaan akan produk menengah terbilang besar dan sangat baik.

Kota-kota itu memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak, dan masih sedikit kompetitor yang bermain di sana.

Produk low-end juga menyumbang sekitar 50 persen dari penjualan smartphone di Indonesia dalam satu tahun terakhir.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya