Liputan6.com, Jakarta - Sebagai raksasa di industri teknologi, Microsoft memiliki serangkaian gebrakan mengakuisisi perusahaan atau produk seperti Skype, Nokia, Minecraft, dan LinkedIn. Namun sebelum melakukan akuisisi, Microsoft memiliki sejumlah pertimbangan.
Chief Executive Officer (CEO) Microsoft, Satya Nadella, berbagi informasi mengenai pertimbangan perusahaan saat mengambil langkah akuisisi. Setidaknya, perusahaan atau produk yang akan dibeli harus selaras dengan identitas, tujuan dan strategi Microsoft.
"Semuanya harus sesuai dengan identitas serta tujuan kami, dan kami tidak akan membeli sesuatu yang tidak benar-benar sesuai dengan fokus strategi dan siapa kami. Semuanya, baik itu Minecraft maupun LinkedIn, mereka sesuai dengan semua itu," ujar Nadella dalam konferensi WSJD Live di Laguna Beach, California, Rabu (26/10/2016).
Baca Juga
Serangkaian akuisisi yang pernah dan akan dilakukan, kata Nadella, tidak hanya untuk Microsoft, melainkan bisa berkontribusi juga untuk berbagai hal lain seperti pendidikan dan ekonomi.
Misalnya saja Minecraft, yang dinilai Nadella bisa menjadi salah satu hal penting di dunia pendidikan. Beberapa tahun belakangan, Microsoft telah menyebutkan mengenai peluang Minecraft dalam rangka turut serta memajukan dunia pendidikan.
Adapun Minecraft merupakan sebuah dunia virtual yang dapat meningkatkan kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Per Januari 2016, lebih dari 7 ribu ruang kelas di lebih dari 40 negara sudah menggunakan Minecraft.
Lebih lanjut, LinkedIn merupakan langkah akuisisi Microsoft yang tak kalah penting. Layanan tersebut dinilai berperan membuat setiap profesional di dunia menyadari peluang ekonomi yang mereka miliki.
Microsoft, menurut Nadella, akan terus menjalankan misi-misi mereka tersebut ketika melakukan langkah akuisisi. "Ketika kami bisa melakukan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik, kami tidak hanya melakukannya untuk Microsoft, tapi juga berbagai hal lain," pungkas Nadella.
(Din/Why)