Inikah Alasan Utama Vine Ditutup?

Berhentinya para pengguna top atau "bintang Vine" mem-posting konten, dinilai menjadi pemicu utama penutupan layanan tersebut.

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Okt 2016, 10:12 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2016, 10:12 WIB
Ilustrasi Vine
Vine

Liputan6.com, Jakarta - Ketika Vine meluncur pada 2013, popularitas layanan tersebut dengan cepat meroket. Sayang, masa jaya Vine tak berlangsung lama, menyusul keputusan sang pemillik, Twitter, pada 27 Oktober untuk menutup layanan berbagi video pendek tersebut.

Berbagam reaksi pun muncul setelah Twitter mengumumkan keputusannya. Salah satunya berasal dari layanan teknologi yang menawarkan manajemen influencer end-to-end, Markerly.

Dalam data yang dirilis, Markerly yakin bahwa berhentinya para pengguna top atau "bintang Vine" mem-posting konten menjadi pemicu penutupan layanan tersebut. Kategori pengguna top yaitu yang memiliki follower sebanyak 15 ribu atau lebih. 

 Markerly mengungkapkan, lebih dari setengah atau 52 persen pengguna top Vine berhenti mem-posting karya mereka mulai awal tahun ini. Ada sebanyak 9.725 pengguna Vine yang memiliki follower lebih dari 15 ribu.

Dilansir Business Insider, Minggu (30/10/2016), kemerosotan itu tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, saat ini muncul sejumlah layanan yang dirasa lebih optimal bagi para pengguna atau influencer (orang yang memiliki pengaruh), seperti Snapchat, Instagram, dan YouTube.

Melalui Snapchat dan Instagram, mereka bisa berbagi video pendek, sedangkan YouTube digunakan jika ingin berbagi konten dengan durasi waktu lebih lama.

Menurut Markerly, platform seperti Snapchat dan YouTube membuat para influencer bisa menghasilkan karya video dengan durasi lebih panjang dan kualitas lebih baik. Dengan demikian, mereka bisa lebih memikat target sebuah merek yang ingin diinginkan.

(Din/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya