GoPro Tarik 2.500 Drone Karma dari Peredaran, Kenapa?

Setelah dijual 16 hari di pasaran, GoPro memutuskan untuk menarik 2.500 unit drone Karma, apa penyebabnya?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 09 Nov 2016, 11:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 11:00 WIB
GoPro
Ini tampilan drone perdana dari GoPro, Karma (sumber: gopro.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pembesut kamera wearable GoPro bakal menarik 2.500 unit drone Karma yang diperkenalkan baru-baru ini. Untuk diketahui, drone Karma sendiri baru dijual sekitar 16 hari lalu.

Informasi yang Tekno Liputan6.com kutip dari Reuters, Rabu (9/11/2016) perusahaan menarik drone Karma lantaran produk tersebut kehilangan daya saat dioperasikan. Gara-gara itu, saham GoPro turun 4,7 persen menjadi US$ 10.35 (Rp 136 ribu) per lembarnya.

Karma sendiri merupakan drone pertama GoPro yang dijual kepada konsumen. Peluncurannya dilakukan pertengahan September lalu setelah sempat mengalami penundaan. Seolah tak berjalan mulus, produksi drone Karma pun jauh lebih sedikit dibandingkan yang telah direncanakan.

Disebutkan, penarikan drone Karma ini dilakukan kurang dari seminggu setelah GoPro menurunkan perkiraan laba di kuartal keempatnya yang semula US$ 650 juta (Rp 8,5 triliun) ke US$ 600 juta (Rp 7,9 triliun), lantaran adanya masalah dalam produksi Hero 5 Ultra HD Action Camera.

"Manajemen kemungkinan terlalu terburu-buru ingin meluncurkannya. Mereka ingin Karma sudah dapa dipasarkan sebelum akhir tahun, dan masalah pun mulai bermunculan," ujar Andrew Uerkwitz analis di Oppenheimer & Co .

GoPro menyebutkan, pihaknya berencana untuk melanjutkan pengiriman drone Karma secepatnya, setelah seluruh masalah teratasi.

Selain itu, GoPro juga bakal me-refund biaya pembelian yang telah dilakukan konsumen sejak 23 Oktober 2016 ketimbang menggantinya dengan drone lain.

Uerkwitz mengatakan, GoPro berusaha meminimalisasi kerusakan drone tersebut dengan mengatakan bakal menarik produk saat konsumen sedang banyak yang membelinya.

"Mereka yang melihat adanya recall ini kemungkinan merupakan penggila GoPro. Mungkin akan cukup sulit untuk mengembalikan kepercayaan mereka," kata Uerkwitz.

(Tin/Ysl)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya