Liputan6.com, Jakarta - Memperbarui (update) sistem operasi (OS) pada perangkat mobile merupakan hal yang acapkali kita lakukan. Itu artinya, Anda harus bersiap dengan kapasitas memori yang lebih karena biasanya ukurannya bertambah.Â
Sejatinya, update OS bertujuan untuk mendongkrak performa perangkat bersangkutan. Namun, sering kali yang terjadi justru sebaliknya. Banyak kasus di mana update OS justru tak hanya memakan memori, tetapi berujung pada crash atau freeze.
Baru baru ini riset Watchdog Which? mengungkap dampak yang terjadi pada performa tablet dan perangkat mobile setelah menerima pembaruan OS. Which? menemukan bahwa banyak perangkat terkena dampak negatif akibat update OS.
Advertisement
Baca Juga
Misalnya, saat upgrade Microsoft Surface Pro 3 dari Windows 8.1 ke Windows 10, tablet tersebut kehilangan kapasitas sebesar 30GB--padahal itu sangat cukup untuk menyimpan ratusan foto.
Begitu juga update OS Android 5.0 Lollipop ke Android 6.0 Marshmallow pada Samsung Galaxy Tab S2 9.7 yang memakan memori 3GB.Â
Tapi menurut Which?, ini bukan hanya masalah memori. Pembaruan OS juga menguras daya tahan baterai perangkat. Seperti yang dialami Google Nexus 6P, waktu browsing menurun dari 716 menit ke 535 menit setelah update dari Android 6.0 Marhsmallow ke Android 7.0 Nougat.
Ada lagi kasus di mana baterai iPhone 6 terkuras 38 menit dari 702,5 menit ke 664,5 menit saat upgrade iOS 8 ke iOS 10.Â
Menurut Watchdog seharusnya perusahaan menjelaskan dampak pembaruan tersebut terhadap peningkatan performa. Dengan demikian, pengguna merasa punya pilihan untuk tidak memperbarui OS jika dirasa tidak perlu atau tidak suka.Â
"Saat upgrade, pembaruan ini seharusnya memberikan peningkatan performa ponsel dan tablet bukan justru kebalikannya," ujar Richard Headland, Editor of Which? Magazine, seperti dikutip dari Mirror, Rabu (16/11/2016).Â
Kendati demikian, di luar dampak buruk di atas, menurut Which? pembaruan OS sebetulnya memberikan peningkatan dari sisi keamanan perangkat.
(Cas/Isk)