Startup Surabaya Cubeacon Jadi Juara Pertama Asean ICT Award 2016

Startup asal Surabaya Cubeacon menjadi juara pertama Asean ICT Award (AICTA) 2016 di kategori Private Sector (Industrial Internet of Things)

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 29 Nov 2016, 17:55 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2016, 17:55 WIB
Suasana penganugerahan Juara Pertama kepada Cubeacon pada Gala Dinner The 16th ASEAN Telecommunications and Information Technology Ministers Meeting, di Brunei Darussalam, Jumat (25/11/2016). Kredit: Cubeacon
Suasana penganugerahan Juara Pertama kepada Cubeacon pada Gala Dinner The 16th ASEAN Telecommunications and Information Technology Ministers Meeting, di Brunei Darussalam, Jumat (25/11/2016). Kredit: Cubeacon

Liputan6.com, Bandung - Startup asal Surabaya, Cubeacon, menjadi juara pertama Asean ICT Award (AICTA) 2016 di kategori Private Sector (Industrial Internet of Things) di Brunei Darussalam, akhir pekan lalu.

Tiyo Avianto, CEO PT Eyro Digital Teknologi (produsen Cubeacon), mengatakan, produknya kini sudah dipasarkan di Brasil, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, India, dan Indonesia tentunya.

Selain itu, lebih dari 2.000 pengembang kini menggunakan Mobile Backend As A Service (Mbaas) dari Cubeacon. MBaas mampu mengelola semua perangkat keras dan integrasi ke semua sistem operasi ponsel cerdas, sehingga biaya infrastruktur yang akan dibangun industri jauh lebih murah dan mudah.

Menurut dia, sebelum muncul MBaas, penerapan iBeacon atau layanan Cubeacon identik dengan kebutuhan ritel terutama push notification pada ponsel cerdas ketika berada di lingkungan sinyal dalam cakupan Cubeacon.

"Juri di AICTA 2016 melihat hal lebih luas dari kami. Cubeacon, menurut mereka, kelak akan mampu men-disruptive kebutuhan, terutama di segmen industri. Itulah sebabnya kami jadi juara," kata Tiyo kepada Tekno Liputan6.com, Selasa (29/11/2016).

Cubeacon, perangkat pemancar iBeacon produksi PT Eyro Digital Teknologi, Surabaya. (Sumber: Istimewa)

Kemudian Girly Desy, Global Business Partner Cubeacon menambahkan, penghargaan ini merupakan bagian dari rangkaian acara sebelumnya; di acara ini Cubeacon bersaing ketat di babak final tiga besar di Myanmar pada 26 Agustus 2016 lalu.

"Kami (menjadi) juara karena dinilai memberikan inovasi serta dampak bagi kemajuan industri dengan mengembangkan perangkat iBeacon. Teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi bagi keperluan tracking, identification, monitoring, serta microlocation yang jauh lebih optimal daripada teknologi yang ada saat ini seperti NFC dan RFID," ujar Girly.

Tak hanya itu, dalam pandangannya, Cubeacon juga menjadi juara karena dinilai bisa melakukan penghematan terhadap biaya infrastruktur, perawatan, dan belanja akan perangkat untuk deteksi, tracking, termasuk kebutuhan komputasi awan.

Girly menjelaskan, penghargaan tersebut disampaikan oleh para Menteri negara-negara anggota ASEAN yang membawahi bidang teknologi informasi komunikasi pada Gala Dinner The 16th ASEAN Telecommunications and Information Technology Ministers Meeting, di International Convention Center, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Jumat (25/11/2016).

Turut hadir dalam penghargaan ASEAN ICT Award 2016 antara lain para Menteri ICT ASEAN, Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Rudiantara, Dubes Indonesia untuk Brunei Darussalam Nurul Qomar, Sekretaris Jenderal Kominfo Farida Dwi Cahyarini, dan delegasi Indonesia.

(Msu/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya