Liputan6.com, Jakarta - Tulwe adalah aplikasi kontes musik yang menjadi media bagi siapa pun untuk merekam dan mengunggah lagu yang mereka nyanyikan. Setiap rekaman akan dinilai oleh seluruh pengguna dengan cara melakukan voting.
Kontes skala global ini bisa diikuti oleh semua lapisan masyarakat, yang memungkinkan musisi Indonesia berkesempatan menjadi selebritas dunia. Pemenang kontes akan meraih kontrak rekaman senilai US$ 1 juta.
Startup yang bermarkas di Sillicon Valley, San Francisco, Amerika Serikat ini telah meluncurkan kontes musik global pertamanya di Dubai. Kini, mereka fokus mencari talenta baru yang belum memiliki kesempatan untuk tampil di layar kaca.
Advertisement
Lalu, bagaimana awal mula aplikasi inovatif ini lahir di tengah masyarakat? Dr. Anthony Karim Adam, CEO sekaligus salah satu founder Tulwe Inc merupakan penggemar berat ajang pencarian bakat, seperti American Idol, X-Factor, dan The Voice.
“Kami suka menonton aspek drama, penilaian, dan kompetisi antara para peserta. Kami selalu ingin peserta favorit kami maju ke babak selanjutnya,” jelas Adam melalui keterangan tertulisnya, Senin (5/12/2016).
Baca Juga
Terinspirasi dari apa yang ditonton, Adam dan rekan-rekannya memutuskan ingin memberdayakan orang-orang dengan memberikan mereka kesempatan untuk didengarkan, tanpa mempedulikan tempat di mana mereka berada.
Adam menjelaskan bahwa terkadang ada peserta berbakat yang perlu menempuh perjalanan jauh hanya untuk mengikuti audisi. Namun, tidak jarang juga yang hadir mengikuti audisi, tidak memiliki bakat sama sekali.
“Jika peserta buruk saja bisa mengikuti audisi, mengapa kita tidak menyediakan kesempatan yang sama bagi orang-orang bernakat di daerah kecil yang tidak mempunyai modal untuk berangkat ke kota-kota besar?,” tuturnya.
Adam mengatakan, bahwa latar belakangnya sebagai ahli ilmu komputer sangat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengembangkan segala hal yang ingin dicapai saat ini. Namun, tampaknya perjalanan Tulwe masih jauh.
"Tulwe merasa bahwa teknologi perekaman untuk smartphone akan segera terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari. Semua elemen-elemen ini memposisikan Tulwe beberapa langkah di depan pengembang teknologi lainnya yang mungkin memiliki ide serupa,” papar Adam.
Visi Masa Depan
Adam menjelaskan, Tulwe bukan hanya aplikasi kontes musik, namun juga sebuah ‘ekosistem dalam pembangunan’. Setidaknya masih ada dua produk lagi terkait media sosial yang akan diluncurkan perusahaan tersebut pada 2017.
Adam percaya, 5 tahun mendatang perusahaan tidak akan berlomba untuk merebut pembeli, namun akan fokus kepada interaksi orang-orang dalam media sosial. Berbasis pemikiran ini, salah satu strategi Tulwe dalam mendorong interaksi di aplikasi mereka adalah pemberian beasiswa akademis.
“Jika kamu memperhatikan program akademis kami, pilihan-pilihan calon penerimanya berasal dari negara berkembang,” ujar Adam.
Ia merasa bahwa mereka (kelompok orang yang berasal dari negara berkembang) seringkali memiliki hambatan finansial dalam mengejar pendidikan.
Lebih lanjut, menurut Adam, aplikasi musik Tulwe tidak akan ‘berlawanan’ langsung dengan acara kontes musik televisi seperti X-factor dan American idol, karena masing-masing memiliki daya tarik tersendiri.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika interaksi dalam aplikasi semakin ramai, maka Tulwe bisa menjadi saingan terhadap acara-acara tersebut.
(Isk/Cas)
Advertisement