Liputan6.com, Jakarta - Seiring perkembangan teknologi, pembayaran tak cuma dilakukan secara tunai. Bahkan, pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Nontunai untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia.
Dari situ mulailah bermunculan pelaku industri teknologi finansial (fintech). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan mencatat perusahaan fintech kini mencapai 120 perusahaan. Melihat perkembangan ini, tahun-tahun selanjutnya diperkirakan bakal jadi tahun transaksi nontunai.
CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly bahkan berpendapat bahwa tahun 2017 dan yang akan datang, peran fintech akan makin luas di berbagai lini ekonomi. Hal ini, kata Rafly, karena kapabilitas fintech terhadap inovasi cepat dan tanggap terhadap kebutuhan pasar.
Advertisement
Baca Juga
"Ke depannya, fintech akan jadi salah satu tulang punggung utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan finansial di Indonesia. Fintech, khususnya mobile payment makin memudahkan siapa pun dalam bertransaksi secara aman dan mudah, sehingga, makin banyak masyarakat memanfaatkan solusi ini," ujar Brata di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Ia pun menjelaskan, perkembangan industri fintech ini dibuktikan oleh pertumbuhan perusahaannya melalui produk Pay by QR Code.
"Pay By QR ini mobile payment sederhana dan bisa diterima masyarakat. Untuk bisa membayar dengan QR Code, smartphone yang dimiliki tak harus mahal, yang penting ada kameranya untuk scan QR code," ujar Brata.
Ia juga memaparkan, saking mudahnya pembayaran Pay By QR, merchant yang tak memiliki mesin electronic data capture (EDC) bisa memanfaatkannya. Hal ini, menurut Brata, bakal ikut mendukung Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk melakukan transaksi nontunai. Kemudahan itu jugalah yang akhirnya membawa Pay By QR milik Dimo bermitra dengan tiga perusahaan besar yang menjadi issuer pada 2016 ini.
"BRI, BNI, dan Telkom telah bermitra dengan Dimo. Saat ini, Dimo telah menggandeng 15 mobile wallet issuer/source of funds yang memanfaatkan teknologi Pay By QR, sehingga pelanggan mereka bisa bertransaksi di ribuan merchant yang sudah menerima pembayaran Pay By QR," tutur Brata menjelaskan.
Ia menceritakan, perjalanan Dimo selama 2016 mengalami peningkatan siginifikan. Dari segi pengguna aktif bulanan, ada peningkatan 7.000 persen sepanjang tahun. Selain itu, Brata mengklaim volume transaksi Dimo pada akhir 2016 meningkat 7.150 persen dari awal 2016. "Peningkatan terjadi sebesar 73 kali lipat dibandingkan dengan Januari 2016," kata Brata.
Kemudian ia juga menyebut nilai transaksi Dimo selama 2016 meningkat hingga 16.885 persen atau tumbuh 170 kali lipat dibandingkan Januari 2016. Adapun kemitraan dengan tiga issuer besar di atas diharapkan bakal membawa peningkatan lebih signifikan pada tahun-tahun ke depan.
(Tin/Why)