Apple Menjadi Perusahaan Teknologi Paling Ramah Lingkungan

Status ini diberikan berdasarkan laporan tahunan dari Greenpeace yang dipublikasikan beberapa waktu lalu

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 12 Jan 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2017, 12:40 WIB
Apple
Apple. Dok: wired.com

Liputan6.com, California - Apple kembali mendapat predikat sebagai perusahaan teknologi paling ramah lingkungan. Selama tiga tahun berturut-turut, menurut laporan organisasi lingkungan hidup Greenpeace, perusahaan berbasis di Cupertino itu berhasil menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan paling 'hijau'.

Selain Apple, Google dan Facebook juga masuk ke dalam daftar perusahaan paling ramah lingkungan. Sejak 2012 Apple telah berkomitmen untuk bertransisi menjadi perusahaan yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan dalam pengoperasiannya.

Langkah itu juga berlaku untuk kantor pusat terbaru yang kini masih dalam tahap pembangunan. Rencananya, kantor itu akan beroperasi dengan mengandalkan energi terbarukan yang disokong oleh panel solar dengan luas mencapai 65 ribu meter persegi. 

Dikutip dari Business Insider, Kamis (12/1/2017) Apple juga dianggap berperan untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan dalam rantai pasokan miliknya. Salah satunya dilakukan bersama beberapa pemasok komponen untuk produk-produk Apple.

Sejak di bawah kepemimpinan Tim Cook, Apple telah bertransformasi menjadi perusahaan yang peduli pada isu-isu lingkungan. Sebelumnya, perusahaan tersebut telah melakukan langkah strategis untuk mengurangi emisi gas karbon pada pabrik rekanannya di Tiongkok.

Tak hanya itu, Apple Store tak luput dari keputusan perusahaan untuk tetap mengusung konsep ramah lingkungan. Berlokasi di Singapura, Apple Store pertama di Asia Tenggara itu menjadi toko yang sepenuhnya beroperasi mengandalkan energi matahari.

Bahkan, pasokan matahari yang diubah menjadi listrik itu diproyeksikan menjadi lini bisnis tersendiri dari Apple. Melalui anak perusahaan yang diberi nama Apple Energy LLC, perusahaan berencana menjual listrik bertenaga matahari untuk pasar Amerika Serikat.

(Dam/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya