Liputan6.com, Jakarta - Satelit Telkom 3S (T3S) akan diluncurkan di Kourou, French Guiana pada 14 Februari waktu setempat atau 15 Februari 2017 waktu Indonesia.
Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB M Ridwan Effendi mengatakan, satelit T3S sangat ditunggu kehadirannya untuk menyambungkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didominasi pulau-pulau.
“Jaringan kabel serat optik atau microwave di daratan tidak bisa menjangkau seluruh wilayah negara ini. Berbeda dengan satelit yang bisa menjangkau seluruh NKRI plus sebagian besar wilayah tetangga,” kata Ridwan kepada Tekno Liputan6.com melalui email, Senin (6/2/2017) di Jakarta.
Advertisement
Sebelumnya, Direktur Network, IT, & Solution Telkom Abdus Somad Arief mengatakan bahwa peluncuran satelit T3S menjadi momentum bagi perusahaan untuk mengurangi ketergantungan sewa dari satelit asing.
Pasalnya, meski sudah memiliki dua satelit eksisting, Telkom masih memerlukan tambahan kapasitas, sehingga harus menyewa lagi dari satelit asing. Peluncuran satelit ketiganya, yakni Telkom 3S, bertujuan untuk menambah kapasitas.
"Indonesia menjadi negara kedua pertama di dunia yang meluncurkan satelit pada 1976. Sejak saat itu sampai sekarang, kami selalu beli satelit. Kami harap dalam 5-10 tahun lagi, Indonesia bisa membuat satelit sendiri," ujarnya.
Baca Juga
Menurut Pria yang akrab disapa Asa itu, Indonesia masih akan terus membutuhkan satelit, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.000 pulau di seluruh Indonesia. Pembangunan jaringan seluler dan serat optik masih dirasa sulit untuk menjangkau daerah terpencil.
Meski tidak digunakan langsung oleh end-user, satelit merupakan jaringan backbone atau pendukung jaringan seluler dan serat optik. Cakupan satelit sangat luas dan memperkuat pengiriman jaringan telekomunikasi kepada masyarakat.
"Indonesia membutuhkan satelit jangka panjang karena banyak daerah di Indonesja yang harus dijangkau. Makanya, kami perlu menantang diri sendiri untuk membuat (satelit) dengan tangan sendiri. Tentu butuh waktu," paparnya.
Rencananya, satelit T3S akan menempati slot orbit 118 derajat bujur timur. Posisinya kira-kira di atas Kota Makassar. Untuk Indonesia, posisi ini boleh dikatakan di tengah-tengah Tanah Air.
Keuntungannya adalah bahwa seluruh bandwidth yang disediakan T3S akan dapat ditangkap merata di seluruh Tanah Air dan dengan power yang cukup besar.
Sangat berbeda dengan bandwidth yang ditawarkan dari satelit asing, memang lebih murah namun karena orbit satelitnya relatif jauh dari Indonesia, power sinyalnya kecil sehingga kualitas bandwidth yang disediakan juga tidak sebagus T3S.
Masa operasi dari satelit T3S diperkirakan 18 tahun dengan kapasitas 49 ransponder, terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE).
Spektrum Ku-band
Telkom mempercayakan pembuatan satelit ini kepada Thales Alenia Space (TAS) dan akan diluncurkan oleh ArianeSpace. Keduanya adalah perusahaan asing asal Prancis.
T3S adalah satelit pertama Telkom yang dilengkapi dengan spektrum Ku-band. Satelit sebelumnya, Telkom-1 dan Telkom-2 "bermain" di C-band dan atau extended C-band. Frekuensi Ku-band tergolong tinggi sehingga diameter antena penerima cukup kecil saja.
Hal ini tentu banyak memberikan keuntungan bagi pengguna, khususnya terkait waktu instalasi yang tentunya lebih cepat dan juga kepraktisan dalam teknis instalasi karena tidak memerlukan pondasi yang mahal.
Di samping itu dari sisi layanan, dengan frekuensi yang lebih tinggi, bandwidth yang disediakan otomatis juga lebih besar. Meskipun frekuensi Ku-band rentan terhadap hujan, namun satelit T3S sudah dilengkapi teknologi untuk mengatasi degradasi performansi Ku-band akibat hujan, yaitu dengan penyesuaian otomatis modulasi power satelit.
Telkom rencananya akan memindahkan kapasitas C-Band di Satelit Telkom-2 ke T3S . Untuk extended C-band akan diisi dari pemindahan transponder yang selama ini disewa Telkom dari satelit asing.
“Khusus untuk Ku-band, akan diisi dari pemindahan transponder satelit asing maupun dari new sales. Dengan rencana penggunaan transpondernya, maka pada tahun pertama diestimasikan untuk satelit T3S akan langsung terisi 90 persen dari kapasitasnya. Jarang ada operator satelit bisa mencapai tingkat monetizing yang demikian cepat,” tutupnya.
(Isk/Cas)
Advertisement