Liputan6.com, Jakarta - Apa yang terlintas di dalam benak kamu saat mendengar kata hacker atau peretas? Banyak tayangan buatan Hollywood yang mengambarkan kalau pelaku peretasan merupakan sosok kutu buku dan anti-sosial yang ingin mendominasi dunia siber dengan cara membobol jaringan keamanan internet.
Nyatanya, hacker mengawali 'perjalanannya' di dunia internet sebagai sosok yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan menikmati dirinya sendiri dengan mengotak-atik program komputer dan membuatnya bekerja lebih baik ketimbang pembuat aslinya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Terlepas dari hal tersebut, pekan ini Departemen Kehakiman Amerika Serikat secara resmi mendakwa tiga dari empat pelaku peretasan dan pencurian data 500 juta akun Yahoo yang terjadi pada 2014.
Diketahui, peretasan tersebut diawaki oleh dua agen mata-mata Rusia (FSB) dan dua hacker profesional dengan tujuan untuk kegiatan intelijen dan mencari keuntungan finansial.
Menanggapi semakin maraknya kasus peretasan terjadi di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir ini, pihak pemerintah AS pun memutuskan untuk mengungkap nama pelaku secara publik agar hal serupa tidak terjadi lagi.
Merangkum informasi dari berbagai sumber, berikut adalah nama-nama pelaku kejahatan siber paling berbahaya dan masih dicari oleh FBI:
1. Alexsey Belan
Lahir di Latvia, Belan adalah salah satu dari empat hacker yang didakwa terlibat dengan peretasan yang terjadi terhadap Yahoo.
Sebelumnya, Belan memang memiliki catatan panjang dalam aksi peretasan dan penipuan via internet. Diketahui, pria yang memiliki kewarganegaraan Rusia ini sempat terlihat di kota Krasnodar, Rusia.
2. Dmitry Aleksandrovich Dokuchaev
Seperti Balen, Dokuchaev masuk daftar pencarian orang milik FBI setelah kedapatan terlibat dalam aksi peretasan terhadap Yahoo.
Dokuchaev diduga telah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) yang ditugaskan di markas pusat FSB divisi keamanan informasi dan bertindak sebagai mata dan telinga aksi peretasan bagi pemerintahan Rusia.
Evgeniy Bogachev hingga Kevin Mitnick
3. Evgeniy Bogachev
Meski tidak termasuk ke dalam komplotan hacker yang meretas Yahoo beberapa waktu lalu, pria yang diketahui berumur 33 tahun ini sempat diketahui lokasi keberadaanya di Anapa, Rusia.
Seperti peretas lainnya, Bogachev memiliki rekam jejak yang panjang di dunia peretasan. Diketahui, ia terlibat dalam aksi pencurian informasi penting seperti nomor rekening bank, passwords, dan PIN yang digunakan untuk mencuri uang dari rekening para korban.
Bahkan, Bogachev diduga sebagai pemimpin kelompok penjahat siber yang berbasis di Rusia dan Ukraina. Dalam aksinya, mereka telah mencuri lebih dari US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,3 triliun.
4. Vladimer Laden
Pada 1994, seorang programmer jenius berusia 24 tahun dari Rusia yang bernama Vladimer Levin meretas Citibank. Dalam aksinya, ia mampu mencuri uang sebesar US$10 juta atau setara dengan Rp 133 miliar.
Selain mendekam di penjara selama tiga tahun, dia diharuskan unttuk membayarkan kembali uang yang dicurinya. Seluruh uangnya dikembalikan, terkecuali uang sebesar US$ 400 ribu atau secara dengan Rp 5,3 juta.
Setelah dijatuhi dakwaan, sekelompok hacker muncul dan mengklaim bahwa mereka dalang di balik peretasan yang terjadi terhadap Citibank. Mereka berkata, bahwa merekalah yang memberikan kode tersebut ke Vladimer untuk digunakan saat menarik uang.
Entah benar atau tidaknya pernyataan mereka tersebut, bagaimana cara peretasan dan sisa uang yang hilang tersebut masih menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga kini.
5. Kevin Mitnick
Dari semua hacker yang disebutkan di atas, Kevin merupakan peretas 'jempolan'. Bagaimana tidak, Kevin mengawali rekam jejaknya sebagai hacker cukup awal yaitu saat remaja.
Berbekal kemampuan yang dimiliki saat itu, ia mampu mengendarai bus di Los Angeles kapan pun, dengan gratis. Saat umurnya mencapai 16 tahun, ia membobol Digital Equipment Corporation (DEC) hanya berbekal sebuah nomor telepon yang diberikan oleh temannya.
Puas menguji kemampuannya di skala 'kecil', ia pun memutuskan untuk menjebol keamanan jaringan perusahaan teknologi kenamaan seperti IBM, Nokia dan masih banyak lagi. Berkat aksinya, ia mampu mencuri berbagai informasi pribadi seperti nomor kartu kredit dan nomor sosial korbannya.
Uniknya, meski mencuri data-data sensitif tersebut, Kevin sama sekali tidak menggunakannya untuk berbuat jahat. Lalu apa yang menjadi motif dirinya melakukan peretasan dan pencurian data tersebut? Sederhana, ia hanya penasaran.
(Ysl/Cas)
Advertisement