Liputan6.com, California - Keputusan Facebook untuk membeli Oculus tiga tahun lalu sempat menuai pertanyaan dari beberapa pihak. Alasannya, bagaimana mungkin sebuah layanan media sosial dapat memanfaatkan teknologi virtual reality (VR).
Namun pertanyaan itu terjawah setelah Facebook memperkenalkan layanan jejaring sosial baru untuk Oculus. Layanan bernama Spaces ini merupakan produk yang menggabungkan teknologi VRÂ dengan media sosial.
Dikutip dari Tech Crunch, Kamis (20/4/2017), layanan ini memungkinkan pengguna Oculus terhubung dengan akun Facebooknya dan mendapatkan pengalaman memakai media sosial dengan cara berbeda.
Advertisement
Baca Juga
Dengan Spaces, pengguna Facebook tak lagi berkomunikasi dengan memanfaatkan aplikasi chatting. Pengguna akan ditampilkan dalam sebuah avatar dan komunikasi akan dilakukan melalui suara, layaknya percakapan biasa.
Melalui aplikasi ini, ada empat pengguna Facebook yang dapat terhubung di dalam sebuah grup. Masing-masing pengguna dapat mengobrol, menggambar, menonton video 360, membuat panggilan video, termasuk selfie dengan memakai avatar pengguna.
Untuk saat ini, Spaces baru dapat digunakan melalui Oculus Rift. Namun menurut penuturan Product Manager Mike Booth, pihaknya mengingingkan layanan ini dapat tersedia untuk platform VRÂ lain.
Kendati demikian, dapat dipastikan layanan ini tak akan tersedia untuk platform VR berbasis smartphone karena perbedaan spesifikasi. Lebih lanjut Booth juga menuturkan Spaces merupakan langkah awal Facebook dalam pengembangan media sosial berbasis VR.
Sekadar informasi, VR merupakan salah satu teknologi yang akan mendapat investasi besar-besaran dari Facebook. Hal itu diungkapkan CEO Facebook Mark Zuckerberg melalui roadmap 10 tahun Facebook pada awal tahun lalu.
Saat ini, pegawai Facebook yang bekerja penuh untuk mengembangkan media sosial berbasis VR masih sekitar 30 sampai 50 orang. Namun mengingat pertumbuhan VR masih berlangsung secara bertahap, besar kemungkinan jumlah pegawai juga akan bertambah.
(Dam/Why)