Beragam Insiden Jadi Bukti Kuat Apple Garap Headset AR

Sejumlah insiden yang terjadi di fasilitas Apple menyiratkan perusahaan itu tengah menggarap perangkat berbasis AR

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 23 Apr 2017, 07:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2017, 07:00 WIB
Apple
Apple. Dok: wired.com

Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengenai rencana Apple yang menggarap perangkat augmented reality (AR) telah terdengar sejak awal tahun ini. Namun belum ada informasi resmi dari perusahaan yang berbasis di Cupertino itu.

Terkini, sejumlah insiden yang terjadi di fasilitas Apple ternyata malah menguatkan kabar tersebut. Dikutip dari Phone Arena, Minggu (23/4/2017), sejumlah kecelakaan yang terjadi di fasilitas perusahaan itu disebut-sebut berkaitan erat dengan pengembangan perangkat AR.

Insiden pertama terjadi pada 21 Februari 2017. Laporan menyebut karyawan Apple mengeluhkan rasa tak nyaman di matanya setelah melakukan uji coba produk purwarupa tanpa nama yang menggunakan laser.

Karyawan tersebut langsung dibawa ke dokter mata dan produk purwarupa itu segera diambil untuk diperiksa. Kasus serupa juga pernah terjadi pada 2 Maret 2017.

Karyawan lain dilaporkan mengeluhkan sakit mata setelah menggunakan purwarupa terbaru. Menurut karyawan tersebut, sakit yang dideritanya akibat dari penggunaan produk purwarupa itu.

Untuk informasi, penggunaan laser pada perangkat AR merupakan hal masuk akal. Salah satu kemungkinan, laser tersebut digunakan untuk melacak pergerakan mata pengguna.

Melalui informasi itu, perangkat tersebut dapat memperkirakan arah pandangan mata dari pengguna. Dengan demikian, pengguna dapat mengoperasikan perangkat cukup dengan melihatnya saja.

Kendati demikian, belum dapat dipastikan kebenaran informasi ini, mengingat tak ada pernyataan resmi dari Apple. Namun tak tertutup kemungkinan Apple memang benar tengah menguji perangkat AR secara internal sebelum merilisnya untuk publik.

Laporan sebelumnya juga menyebut Apple telah mengerahkan lebih dari seribu insinyur untuk mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan AR di Israel. Hal itu diutarakan oleh analis UBS, Steven Milunovich pada bulan lalu.

(Dam/Ysl)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya