Dihantam Masalah Keamanan, CEO Yahoo Tak Dapat Bonus

CEO Yahoo Marissa Mayer memilih untuk membagi hibah ekuitasnya pada sejumlah karyawan yang dianggap telah bekerja keras pada tahun lalu.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 26 Apr 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2017, 11:30 WIB
Marissa Mayer
Karena tidur telah menjadi kesempatan mewah bagi sejumlah orang, mereka melakukan segala cara supaya bisa tidur dengan puas.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Direksi Yahoo memutuskan tak memberi bonus yang seharusnya diterima CEO Yahoo, Marissa Mayer. Keputusan itu diambil setelah sejumlah insiden keamanan terjadi pada perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. 

Mayer juga dilaporkan lebih memilih melepaskan hibah akuitasnya untuk 2017. Meski tak disebutkan nilainya, menilik dari kontrak Mayer, nilai hibah ekuitas itu diperkirakan mencapai US$ 12 juta (sekitar Rp 159 miliar).

Hibah itu kemudian dibagikan kepada karyawan yang dianggap sudah bekerja keras selama tahun lalu, terutama saat insiden keamanan terjadi. "Saya adalah CEO perusahaan dan insiden itu terjadi saat saya menjabat," ujarnya seperti dikutip dari CNN Money, Rabu (26/4/2017).

Sebagai informasi, insiden keamanan yang dimaksud adalah terungkapnya serentetan peretasan akun Yahoo dalam jumlah besar. Kasus peretasan pertama terungkap pada September 2016 dan diperkirakan 500 juta akun menjadi korban. 

Kasus lain kembali terungkap pada akhir tahun lalu. Aksi peretasan ini dilaporkan berbeda dari pengungkapan sebelumnya. Menurut catatan, ada sekitar satu miliar akun yang berhasil dibobol peretas. 

Meski dipastikan tak menerima bonus, bukan berarti Mayer tak mendapat apa-apa dari posisinya saat ini. Laporan terbaru menyebutkan Mayer ternyata akan mendapatkan US$ 186 juta (Rp 2,4 triliun) dari hasil penjualan Yahoo ke Verizon.

Nilai itu berasal dari opsi saham dan unit saham terbatas yang akan dipenuhi sebelum kesepakatan tutup. Penghitungan nilai saham Mayer dilakukan oleh analis New York Times berdasarkan pernyataan proxy Yahoo yang diajukan bersama Securities Exchange Commision.

(Dam/Ysl)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya