Ini Kunci Sukses Bisnis e-Commerce Shopee di Indonesia

Sebagai salah satu perusahaan e-Commerce baru di Indonesia, Shopee berbagi kunci utama kesuksesannya meski baru dua tahun.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 10 Mei 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2017, 10:00 WIB
Shopee
Booth Shopee di IESE 2017. Liputan6.com/ Dewi Widya Ningrum

Liputan6.com, Tangerang Selatan - Shopee adalah salah satu perusahaan e-Commerce yang bisa dibilang baru di Indonesia. Meski baru dua tahun, Shopee mengklaim telah memiliki lebih dari 50 juta listing aktif. Selain itu, Shopee juga menempati peringkat "Top 1 Shopping App" di Play Store dan App Store selama beberapa bulan terakhir.

Salah satu kunci utama kesuksesan bisnis Shopee di Indonesia adalah karena perusahaan merupakan pelopor aktivitas belanja melalui ponsel, dan secara konsisten memfokuskan bisnisnya untuk menghadirkan pengalaman berbelanja melalui ponsel yang mudah untuk pengguna.

"Kami percaya kombinasi dari aplikasi mobile dan DNA fitur sosial yang kuat telah mendukung kami untuk mencapai posisi strategis ini lebih cepat dari yang kami perkirakan," kata CEO Shopee, Chris Feng di sela acara Indonesia E-Commerce Summit & Expo (IESE) 2017, di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan.

Menurut riset yang dilakukan eMarketer, pertumbuhan penetrasi ponsel di Indonesia termasuk tinggi dan sangat pesat di antara negara-negara Asia Tenggara.

Hingga kini, Shopee menerima lebih dari 200.000 pesanan setiap harinya di Indonesia untuk transaksi produk fisik, di luar produk digital. Dari jumlah itu, lebih dari 90%-nya berasal dari aplikasi ponsel.

Shopee juga memiliki pengguna yang berasal dari 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Lebih dari 80% pesanan yang diterima setiap harinya berasal dari berbagai wilayah di luar Jakarta.

Selain di Indonesia, Shopee juga telah menunjukkan performa bisnis yang sangat baik di 6 negara lainnya di kawasan ini. Pada bulan April 2017, Shopee telah meraih total nilai transaksi (annualised GMV) mencapai lebih dari US$ 3 Miliar di Asia Tenggara dan Taiwan.

(Dew/Ysl)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya