Liputan6.com, Jakarta - Facebook menyebut akan membuat media sosialnya menjadi platform yang bersih dari terorisme. Pernyataan ini dikeluarkan setelah serangan terorisme di London yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia.
Minggu waktu setempat, jejaring sosial yang dipimpin Mark Zuckerberg itu menyatakan pihaknya ikut mengutuk serangan yang terjadi di London.
Advertisement
Baca Juga
"Kami ingin Facebook menjadi lingkungan yang tidak bersahabat bagi teroris," kata Direktur Kebijakan Facebook Simon Milner sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Reuters, Rabu (7/6/2017).
Ia mengatakan, dengan kombinasi teknologi dan ulasan (review) manusia, Facebook bekerja keras menghapus konten-konten terkait terorisme sesegera mungkin.
"Jika kami mengetahui adanya keadaan darurat yang berpotensi membahayakan keselamatan seseorang, kami akan memberitahukan penegak hukum," kata Milner.
Tak hanya Facebook, akibat terorisme yang menyerang Inggris beberapa waktu sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta perusahaan internet untuk lebih bertanggung jawab terhadap berbagai konten di layanannya.
Selain Facebook, jejaring sosial microblogging Twitter juga melakukan upaya serupa untuk menyetop penyebaran propaganda ekstremisme pada layanannya.
"Konten terorisme tak memiliki tempat di Twitter," kata Head of Publick Policy Twitter Inggris Nick Pickles.
Dalam sebuah pernyataan, Pickles menyatakan pada paruh kedua 2016, Twitter telah menghapus setidaknya 400 ribu akun. "Kami terus meningkatkan penggunaan teknologi sebagai pendekatan sistematis untuk menghapus konten-koten radikal," tegas Pickles.
(Tin/Why)