Sopir Grab Car Dituding Lakukan Pelecehan Seksual

Insiden pelecehan seksual oleh sopir Grab kali ini terjadi di wilayah Selangor, Malaysia.

oleh Jeko I. R. diperbarui 14 Jun 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2017, 12:00 WIB
Ilustrasi Pelecehan Seksual Anak
Ilustrasi kekerasan pada anak. Sumber: Istimewa

Liputan6.com, Selangor - Insiden pelecehan seksual lagi-lagi terjadi di layanan transportasi online. Belum lama ini, salah satu pengemudi Grab Car di Malaysia dituduh melakukan pelecehan seksual kepada penumpangnya.

Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, sopir yang tidak disebutkan namanya ini sudah diinvestigasi. Polisi cuma mengungkap, pria tersebut berusia 30 tahun.

Korban diketahui mengalami pelecehan seksual pada pukul 04.00 pagi waktu setempat di dekat rumahnya, di wilayah Seri Kembangan, Selangor. Keterangan lanjutan polisi menyebut, korban tidak mampu melawan karena sedang mabuk.

Pihak Grab mengaku sudah memberhentikan pengemudi. Perusahaan juga berjanji, akan membantu pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus tersebut lebih lanjut.

“Saat ini, prioritas kami adalah membantu dan mendukung penumpang serta keluarganya. Kami juga turut membantu pihak polisi dan otoritas lain untuk mengusut tuntas perkara ini,” tulis Sean Goh, Country Head Grab Malaysia, sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip via TechCrunch, Rabu (14/6/2017).

Untuk mengantisipasi hal serupa, Grab akan merilis fitur Panic Button. Fitur ini sebelumnya cuma ada di aplikasi milik sopir. Dengan adanya fitur ini, pengguna akan diarahkan langsung untuk menghubungi polisi jika menemukan masalah yang mencurigakan di dalam kendaraan.

Grab bukan yang pertama kedapatan insiden pelecehan seksual. Sebelumnya, Uber juga mengalami kejadian serupa. Insiden berlangsung di wilayah New Delhi, di mana sang penumpang juga dilecehkan sopir.

Baik CEO Uber Travis Kalanick dan Senior VP Business Uber Emil Michael, mencoba menelusuri penyebab insiden tersebut. Namun, setelah meninjau rekam jejak medis korban pelecehan, mereka berdalih kasus pelecehan ini cuma direkayasa oleh perusahaan kompetitor.

(Jek/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya