Facebook Akan Bangun Kompleks Perumahan dengan Harga Terjangkau

Lokasi kompleks ini akan tepat berada di sebelah kantor utama Facebook dan terdiri 1.500 unit perumahan dan wilayah perkantoran.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Jul 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 14:30 WIB
Facebook
Sketsa komplek anyar yang tengah disiapkan Facebook (sumber: reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook berencana memperluas wilayah perkantorannya di Menlo Park, California, Amerika Serikat. Namun, tak sekadar perkantoran, wilayah tersebut akan hadir lebih lengkap dengan fasilitas penunjang lain. 

Dikutip dari Recode, Senin (10/7/2017), Facebook mengungkap akan membangun sebuah kompleks anyar yang diberi nama Willow Campus. Kompleks ini merupakan gabungan dari pertokoan, perkantoran, termasuk perumahan.

Lokasi kompleks ini akan tepat di sebelah kantor utama Facebook. Facebook mengungkapkan, kawasan ini akan terdiri 1.500 unit perumahan dan wilayah perkantoran dengan luas sekitar 16 hektare. 

Uniknya, perumahan yang berada di kompleks tersebut tak seluruhnya ditujukan bagi pegawai Facebook. Menurut perusahaan, sekitar 200 rumah akan disewakan untuk umum dengan harga di bawah pasar.

Kendati demikian, Facebook belum mau mengungkap apakah kompleks perkantoran yang ada di dalamnya akan disewakan pula untuk umum. Rencananya, seluruh kompleks ini termasuk perumahan dan perkantorannya akan selesai pada 2021.

Facebook juga berharap wilayah ini dapat membantu lalu lintas di sekitar San Fransisco menuju kota di sekitarnya. Sebagai informasi, opsi transportasi publik yang terbatas dan kemacetan di San Fransisco kerap menjadi masalah bagi penduduk sekitar.

Sementara, perumahan dengan harga terjangkau menjadi upaya Facebook untuk mendekatkan diri dengan penduduk lokal. Dalam beberapa tahun terakhir, penduduk lokal kerap melancarkan protes pada perusahaan teknologi yang bermarkas di wilayah tersebut. 

Alasannya, kehadiran banyak kantor pusat perusahaan teknologi di wilayah tersebut membuat harga sewa maupun beli rumah melonjak tinggi. Bahkan, tak jarang karyawan di perusahaan teknologi juga tak mampu menyewa atau membeli tempat tinggal di wilayah itu. 

(Dam/Why)

Tonton Video Menarik Berikut Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya