Google Prioritaskan Bahasa Jawa dan Sunda, Apa Alasannya?

Google akhirnya membawa bahasa Jawa dan Sunda untuk bisa diakses penggunanya. Apa alasan Google mengutamakan dua bahasa daerah ini?

oleh Jeko I. R. diperbarui 12 Sep 2017, 17:01 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 17:01 WIB
Google Assistant, Asisten Pintar Responsif yang 'Doyan' Ngobrol
Habis Google Now, terbitlah Google Assistant yang lebih cerdas dan responsif. Apa saja kelebihannya?

Liputan6.com, Jakarta - Tepat pada Selasa (12/9/2017), Google mengumumkan pengguna Indonesia bisa mengakses informasi dengan bahasa daerah, lebih tepatnya bahasa Jawa dan Sunda.

Pengguna kini bisa mengakses produk Google, termasuk mesin pencarian (aplikasi Google), Google Translate, dan Gboard menggunakan kedua bahasa tersebut.

Sekadar informasi, Jawa dan Sunda adalah bahasa kedua dan ketiga yang bisa digunakan di Google setelah bahasa Indonesia. Lantas, apa alasan raksasa teknologi mengutamakan kedua bahasa ini ketimbang bahasa daerah lainnya?

Dijelaskan Daan van Esch selaku Technical Program Manager, Speech, and Keyboard Team Google, bahasa Jawa dan Sunda adalah bahasa yang paling banyak digunakan setelah bahasa Indonesia.

"Selain menjadi bahasa daerah terpopuler, kami juga ingin membawa akses internet ke lebih banyak pengguna. Dengan begitu, mereka bisa mengakses informasi lebih leluasa dengan bahasa yang dimengerti," kata Daan.

Walau demikian, effort Google untuk bisa menghadirkan bahasa Jawa dan Sunda diklaim cukup besar. Investasinya juga tinggi, belum lagi banyak engineer yang harus terlibat dalam proyek ini.

Daan sendiri mengungkapkan, tim engineer yang terlibat dalam pengembangan machine learning untuk bahasa daerah tak hanya berasal dari Mountain View, Amerika Serikat (AS).

Sejumlah negara yang ikut terlibat, antara lain seperti Singapura dan Tokyo. Google pun bekerja sama dengan ahli linguistik dan universitas seperti UGM (Universitas Gadjah Mada), Universitas Sanata Dharma, dan Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengambil sampel percakapan dan meminta mereka membacakan frasa yang umum digunakan.

Setelahnya, sampel akan diambil dan "dicerna" oleh model machine learning Google untuk memahami suara dan kata, serta meningkatkan akurasi saat menangkap lebih banyak contoh suara dan kata, dari waktu ke waktu.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya