Menkominfo Desak WhatsApp Hapus Konten Porno di Aplikasinya

Menkominfo Rudiantara mengapresiasi laporan yang berasal dari berbagai pihak dan masyarakat ini.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Nov 2017, 23:30 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2017, 23:30 WIB
Menkominfo Rudiantara
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ditemui usai acara Siber Berkreasi d.i Jakarta, Senin (2/10/2017). (Liputan6.com/Agustinus M Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) segera bertindak cepat menangani kasus ditemukannya konten porno melalui pencarian GIF di WhatsApp.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Memkominfo) Rudiantara mengaku telah menghubungi pihak pengembang aplikasi terkait temuan ini.

Rudiantara juga mengapresiasi laporan yang diterima terkait temuan konten pornografi di WhatsApp. Laporan ini, menurut pria yang akrab dipanggil Chief RA tersebut, berasal dari berbagai pihak dan masyarakat.

"Kemkominfo sudah mendapatkan laporan dari berbagai pihak dan masyarakat. Kami juga mengapresiasi laporan-laporan yang sudah diterima," ujarnya melalui pesan singkat ke Tekno Liputan6.com, Minggu (5/11/2017).

Ia juga memastikan pihaknya telah mengurus dan memproses perihal kasus ini langsung ke Facebook sebagai pemilik, termasuk WhatsApp selaku penyedia aplikasi.

"Saat ini tim internal Kemkominfo sedang mengurusnya dengan Facebook sebagai perusahaan dan WhatsApp sebagai aplikasi. Kami meminta WhatsApp segera melakukan filtering di wilayah Indonesia," tuturnya.

Lebih lanjut ia juga menuturkan, pihaknya akan berusaha terus hingga filtering tersebut dapat dilakukan. Sebelumnya, ia memang sempat menyebut tim Kemkominfo telah menghubungi WhatsApp segera setelah kasus ini mencuat.


Konten gif di WhatsApp

Kasus konten negatif di WhatsApp ini sempat membuat heboh publik Indonesia pada hari Minggu. Alasannya, keberadaan GIF ini dapat langsung diakses di aplikasi.

Cara melakukannya pun terbilang mudah dan dapat dilakukan langsung di dalam aplikasi. Namun hal ini yang menjadi perhatian para pengguna karena dapat digunakan pula oleh pengguna di bawah umur.

Sontak, beragam reaksi negatif pun muncul akibat kasus ini. Sejumlah warganet pun mengungkapkan kekecawaannya melalui media sosial, terutama Twitter.

Sejumlah pengguna juga ramai-ramai menyebar pesan untuk memberikan rating satu pada aplikasi tersebut. Dengan cara itu, diharapkan pengembang dapat menghapus konten yang dewasa tersebut.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya