Pengapalan Smartphone ke Indonesia Capai 7,2 Juta Unit

7,2 juta smartphone dikapalkan di Indonesia selama kuartal ketiga 2017. Pencapaian itu turun dari tahun 2016.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Nov 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2017, 19:00 WIB
VIVO V7 Plus
Smartphone Vivo V7 Plus terlihat saat grand launching VIVO V7 Plus, Jakarta, Kamis (28/9). smartphone tersebut dijual dengan harga Rp. 4.699.000. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 7,2 juta unit smartphone dikapalkan di Indonesia sepanjang kuartal ketiga 2017. Pencapaian tersebut turun 8,6 persen dari kuartal kedua 2017.

jika dibandingkan dari periode yang sama 2016, angka tersebut turun tipis 1,1 persen, tepatnya setelah masa libur Lebaran kuartal dua 2017. Demikian berdasarkan keterangan tertulis IDC yang diterima Tekno Liputan6.com, Jumat (24/11/2017),

Dari segi harga, rata-rata harga jual smartphone (APS) mengalami kenaikan hingga US$ 193 atau sekitar Rp 2,6 jutaan.

Terdapat kenaikan harga rata-rata smartphone sebesar 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data IDC, pada kuartal ketiga 2017 ini, banyak model smartphone populer milik Samsung dan Oppo yang harganya lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Associate Market Analyst IDC Indonesia Risky Febrian mengatakan, penyebab penurunan jumlah smartphone yang dikapalkan di Indonesia disebabkan karena aktivitas ritel musiman setelah libur Lebaran pada kuartal kedua 2017 telah selesai.

"Selain itu, beberapa perusahaan smartphone mengambil kesempatan membersihkan inventory mereka di kuartal tersebut. Tujuannya untuk memberi ruang pada model baru yang akan diluncurkan kuartal keempat 2017," katanya.

Risky mengatakan, dengan diluncurkannya model baru di kuartal keempat 2017, aktivitas ritel smartphone diprediksi akan kembali membaik.

Street Market sebagai Model Jualan Smartphone Terkini

Saat ini sejumlah vendor smartphone gencar melakukan penjualan secara online. Namun penjualan offline tetap 'seksi' di mata sejumlah pebisnis. Mereka bahkan melirik street market sebagai gaya baru berjualan smartphone.

Karakter street market yang berlokasi di Cengkareng ini pun sederhana, berada di tengah permukiman yang padat penduduk dan di kawasan perukoan. Lalu, jauh dari lokasi pusat perbelanjaan. 

Hal ini dinilai sebagai alternatif bagi penikmat telepon pintar awam yang belum melek pembelian online dan enggan berkunjung ke pusat perbelanjaan untuk sekadar berbelanja. Merek smartphone ternama seperti Samsung, Advan, Vivo, Huawei, dan Oppo siap bersaing memamerkan produk terbarunya.

"Ini seperti alternatif utama, berdasarkan survei masyarakat menengah ke bawah itu mayoritas berbelanja di street market, padahal mereka pegang handphone lebih dari satu," ujar Mr Kim, Business Development Ponsel Mart, Cengkareng, Jumat (10/11/2017) sore.

Menjual ponsel canggih yang lokasinya berdekatan dengan permukiman dan pasar tradisional, menurut Kim, sama saja memudahkan masyarakat yang ingin menambah koleksi ponselnya. Ditambah lagi, calon pembeli bisa diarahkan langsung oleh petugas toko terkait telepon pintar yang diinginkan.

"Pelayanannya sama saja seperti di dalam mal, lebih pendekatan kepada masyarakat. Jadi mereka nyaman untuk belanja, sama saja seperti mau belanja ke pasar," tutur Kim.

(Tin/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya