Lazada Pasang Billboard Iklan Terbalik, Warganet Bingung

Banyak yang menduga aksi memasang billboard iklan terbalik ini menjadi strategi Lazada.

oleh Jeko I. R. diperbarui 28 Nov 2017, 12:01 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2017, 12:01 WIB
Lazada
Billboard iklan Lazada yang terbalik. (Foto: Twitter)

Liputan6.com, Jakarta - Lazada tengah menjadi bahan perbincangan hangat. Pasalnya, e-Commerce tersebut baru saja memasang billboard iklan terbalik di sejumlah wilayah. Sontak, orang yang melihatnya pun bingung dan berpikir "Lazada pasti kebobolan".

Pantauan Tekno Liputan6.com, billboard dipasang di beberapa titik Ibu Kota, termasuk Senayan.

Saat kami melewati billboard, terpampang gambar smartphone dan tulisan promosi yang terpasang terbalik. Untuk melihatnya pun kami kesulitan, karena iklan memang benar-benar dipasang terbalik 180 derajat.

Warganet pun langsung bertanya-tanya, apa memang benar, saat memasang billboard iklan ini Lazada lupa atau memang sengaja melakukannya? Mereka pun bertanya langsung ke akun Twitter Lazada @LazadaIDCare.

Lazada pun akhirnya menjawab beberapa pertanyaan warganet. Mereka membenarkan, billboard iklan tersebut memang dipasang secara terbalik. Tujuanya sederhana, hanya ingin anti-mainstream.

5 Tahun Beroperasi

Toko online
Lazada (Sumber: Lazada Indonesia)

Sekadar informasi, Lazada Indonesia kini telah menginjak tahun kelima beroperasi di Indonesia. Sejak 2012, marketplace tersebut melakukan sejumlah inovasi pada layanannya di Tanah Air.

Salah satu inovasi pada awal kehadiran Lazada dan masih bertahan hingga saat ini adalah sistem cash on delivery dan Lazada Express. Menurut Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm, kehadiran dua fitur itu tak lepas dari penetrasi kartu kredit dan kepemilikan akun perbankan masyarakat Indonesia yang masih kecil.

Peluncuran aplikasi mobile pada 2013, menurut Holm, tak hanya mendorong pertumbuhan Lazada, tetapi juga pemain lain di industri ekonomi digital Indonesia. Apalagi, Indonesia terbilang sebagai negara tercepat yang mengadopsi perangkat mobile.

"Seiring dengan visi kami pada 2020, Lazada ingin membantu perkembangan sektor usaha kecil dan menengah melalui e-Commerce," tutur Holm.

Ketersediaan gudang Lazada pada 2014, juga mendorong merchant Lazada yang kebanyakan memulai dari skala kecil untuk memasarkan penjualannya.

Konsumen yang melakukan belanja melalui aplikasi mobile Lazada pun kini terus bertambah sejak pertama kali rilis. Meskipun tak mengungkap jumlah pasti, persentase konsumen yang berbelanja lewat aplikasi mencapai 87 persen dari jumlah keseluruhan.

Jumlah itu meningkat jauh dari data Januari 2014 yang hanya 34 persen. Ulasan konsumen mengenai produk di Lazada juga meningkat mencapai 2 juta produk yang diulas pada awal tahun ini.

"Karena Lazada merupakan marketplace, penting untuk saling berbagi ulasan mengenai produk dan merchant di dalamnya. Dengan demikian, konsumen lain dapat mengetahui informasi lebih mendalam," tutur Holm menjelaskan..

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya