Dubes India: Banyak Engineer India Kembangkan Aplikasi Go-Jek

Keterlibatan engineer asal India dengan Go-Jek sebetulnya sudah bukan lagi rahasia.

oleh Jeko I. R. diperbarui 06 Des 2017, 18:50 WIB
Diterbitkan 06 Des 2017, 18:50 WIB
Go-Jek kerja sama dengan Pemkab Banyuwangi
CEO Go-Jek Nadiem Makarim dalam konferensi pers Kolaborasi Go-Jek dengan Pemkab Banyuwangi di Jakarta, Rabu (15/11). Go-Jek memperluas kerja sama dengan Pemkab Banyuwangi dalam hal peningkatan layanan publik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar India untuk ASEAN Suresh Reddy menjelaskan bahwa Go-Jek, layanan transportasi online terbesar di Indonesia, banyak menggunakan engineer dari negerinya, India.

"Kalian tahu, ada rahasia apa di balik Go-Jek? Ada siapa di balik Go-Jek?" tanya Reddy, "Ya, software Go-Jek juga dibuat oleh para engineer dari India," jelasnya dalam pertemuan dengan wartawan di konferensi India-ASEAN ICT Expo 2017 di Shangri-La Ballroom, Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Saat ditanyakan jenis software apa yang dibuat, Reddy justru enggan memberitahukannya. Namun, menurut dia, kesuksesan Go-Jek menjadi unicorn startup saat ini tak lepas dari  keterlibatan engineer dari Tanah Hindustan.

Namun, keterlibatan engineer asal India dengan Go-Jek sebetulnya memang sudah bukan lagi rahasia. Sebelumnya, perusahaan yang digawangi Nadiem Makarim tersebut sudah melakukan ekspansi ke luar negeri, salah satunya India. Mereka bahkan dilaporkan membangun kantor cabang di Bengaluru.

Sebenarnya hal tersebut terbilang lumrah, mengingat banyak perusahaan teknologi mempekerjakan engineer yang berasal dari negara berbeda.

Google dan Microsoft misalnya, banyak merekrut engineer yang berasal dari luar Amerika Serikat.  

Valuasi Go-Jek Meroket

Pada September 2016, Go-Jek dikabarkan telah mengakuisisi Pianta, perusahaan yang bergerak di bidang home dan healthcare. Akuisisi dilakukan untuk memperlancar upaya Go-Jek menghadirkan layanan Go-Med saat itu.

Akuisisi lain yang dilakukan Go-Jek juga terjadi pada C42 dan CodeIgnition. Akuisisi diduga untuk mengatasi isu teknis berupa bug di dalam aplikasi Go-Jek.

Go-Jek juga bahkan dikabarkan membangun pusat riset dan pengembangan (R&D, Research and Development) di India.

Adapun pertumbuhan Go-Jek tak dimungkiri cukup signifikan. Pada Agustus 2016, Go-Jek meraup pendanaan US$ 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun.

Ini membuat nilai valuasi Go-Jek meroket menjadi US$ 1,3 miliar atau setara Rp 17 triliun dan membuatnya menjadi salah satu unicorn startup di Asia Tenggara.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya