Liputan6.com, Jakarta - Facebook baru saja mengumumkan akan mengakhiri pengembangan virtual asisten besutannya yang diberi nama "M". Rencananya, asisten virtual berbasis teks yang rilis pada 2015 ini tak lagi aktif mulai 19 Januari 2018.
Sekadar informasi, M merupakan asisten virtual berbasis kecerdasan buatan yang berbeda dari besutan perusahaan lain. Alasannya, M dikembangkan dari kecerdasan buatan yang dilatih dan diawasi oleh manusia.
Advertisement
M juga bukan asisten virtual yang berdiri sendiri, melainkan ada di dalam aplikasi Messenger dari Facebook. Namun, nyatanya M tak pernah benar-benar menjadi bagian dari pengguna Messenger sejak pertama kali diperkenalkan.
Data mencatat, M hanya tersedia untuk sekitar 2 ribu pengguna yang tinggal di California, padahal saat ini ada 1,3 juta pengguna Messenger secara global. Karena itu, seperti dilansir The Verge, Selasa (9/1/2018), tim yang berada di balik M akan diberi pekerjaan lain di Facebook.
"Kami meluncurkan proyek ini untuk mempelajari apa yang dibutuhkan pengguna dengan asisten virtual, dan kami sudah banyak belajar," tutur Facebook dalam keterangannya.
Kendati demikian, bukan berarti hasil dari proyek M ini akan ditinggalkan begitu saja. Facebook menuturkan, pihaknya akan memanfaatkan data dari M untuk mendukung proyek kecerdasan buatan lain di perusahaan tersebut.
Untuk diketahui, Facebook memang tengah serius menggarap lini kecerdasan buatan di perusahaannya. Sejak 2013, raksasa media sosial itu kini sudah membuka empat laboratorium kecerdasan buatan di beberapa negara.
Facebook memanfaatkan kecerdasan buatan untuk beragam kebutuhan di beragam layanan, termasuk Facebook Messenger. Perusahaan juga menghadirkan kecerdasan buatan untuk mendukung pengalaman memakai headset virtual reality (VR) Oculus Rift.
Facebook Bunuh Kecerdasan Buatan karena Ciptakan Bahasa Sendiri
Kendati demikian, bukan berarti semua kecerdasan buatan besutan Facebook berjalan normal. Baru-baru ini, perusahaan telah mematikan kecerdasan buatannya karena dianggap terlalu pintar.
Kecerdasan buatannya itu diketahui bisa menciptakan bahasa yang bahkan tak dapat dimengerti manusia. Bahasa terdiri dari susunan kalimat kode yang diprediksi hanya bisa digunakan untuk 'berkomunikasi' sesama kecerdasan buatan.
Facebook mengetahui kelakuan aneh bot-nya tersebut terjadi saat mereka diminta berlatih komunikasi agar bisa meningkatkan kemampuannya. Namun, yang terjadi malah kesalahan program yang membuatnya berbicara secara asal.
"Mereka tidak lagi menggunakan bahasa Inggris. Bot ini menjauh dari bahasa yang kita mengerti dan membentuk kode bahasa yang bisa mereka pahami," kata Dhruv Brata, peneliti Georgia Tech di Facebook AI Research (FAIR).
Meski cerdas, peneliti akhirnya memutuskan untuk melenyapkan kecerdasan buatan bernama Bob dan Alice tersebut. Pasalnya, mereka ingin menciptakan kecerdasan buatan yang bisa berbahasa sesuai dengan bahasa manusia.
Advertisement
Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Cegah Bunuh Diri
Facebook juga memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memindai unggahan pengguna yang berpotensi melakukan upaya bunuh diri. Nantinya, saat kecerdasan buatan itu mendapati pengguna berpotensi bunuh diri, Facebook akan memberikan tanda ke moderator.
Selanjutnya, moderator akan merespons dengan mengirimkan kontak psikolog atau bahkan menghubungi orang pertama yang bisa menemukan pengguna yang berpotensi bunuh diri tersebut.
Jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini telah menguji coba penggunaan tool kecerdasan buatan ini selama empat bulan terakhir di Amerika Serikat.
Kini, Facebook bahkan membuat agar tool ini juga bisa digunakan di negara lain, kecuali negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Alasannya, undang-undang perlindungan data melarang perusahaan menilai profil pengguna dengan cara ini.
Dalam unggahan di Facebook-nya, CEO Facebook Mark Zuckerberg berharap piranti ini bisa mengingatkan kepada pengguna bahwa kecerdasan buatan mampu menyelamatkan nyawa manusia.
(Dam/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: