Satelit Telkom 4 Meluncur Mei 2018

Satelit Telkom 4 yang menggantikan Telkom 1 diperkirakan akan meluncur Mei 2018, atau paling lambat Agustus 2018.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 19 Jan 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2018, 11:00 WIB
Rusia Luncurkan Roket Soyuz Bermuatan Satelit Pemantau Cuaca
ilustrasi: peluncuran satelit

Liputan6.com, Jakarta - Satelit Telkom 4 akan menggantikan Telkom 1 yang beberapa waktu lalu mengalami anomali. Rencananya, Telkom 4 diluncurkan antara bulan Mei hingga Agustus 2018.

Saat ini Telkom telah membahas penentuan waktu peluncuran satelit Telkom 4 bersama dengan perusahaan peluncur roket Falcon 9, SpaceX.

Kepastian satelit Telkom 4 bakal meluncur di tahun 2018 berdasarkan penuturan Direktur Network and IT Solution Telkom Zulhefi Abidin saat ditemui di sela acara silaturahmi perusahaan nasional telekomunikasi (Apnatel) di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Kamis (18/1/2018).

Ia mengatakan, satelit Telkom 4 diperkirakan selesai dirakit dan diuji pada Maret 2018. Dengan demikian, tahun ini sudah bisa diluncurkan.

"Untuk peluncurannya itu ada slot, ada schedule, dan schedule Telkom itu antara Mei sampai Agustus. Itu slot yang lagi diproses (waktu peluncurannya). Paling telat Agustus, lah," ujar Zulhefi.

Nantinya setelah berhasil diluncurkan, satelit Telkom 4 akan menempati orbit slot 108 bujur timur yang sebelumnya diisi oleh satelit Telkom 1.

"Telkom 1 sudah tidak ada di situ, sudah di-shut down jadi bisa dipakai untuk Telkom 4 yang mengisinya," katanya.

Sekadar diketahui, beberapa waktu lalu Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga menyebutkan Telkom menyiapkan dana total investasi keseluruhan untuk satelit Telkom 4 sebesar US$ 190 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun.

Adapun pengerjaan bodi satelit dilakukan oleh perusahaan manufaktur satelit asal Amerika Serikat (AS), Space System Loral, sedangkan launcher atau peluncurnya memakai roket Falcon-9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX).

Rencananya, Telkom 4 akan beroperasi di orbitnya selama 15 tahun. Satelit ini akan membawa 60 transponder, di mana 36 transponder akan disewakan untuk kebutuhan dalam negeri, dan sisanya 24 transponder akan disewakan ke pasar India.

Anomali Satelit Telkom 1

CEO PT Telkom Alex J. Sinaga (kedua kanan) memperoleh ucapan selamat dari Presiden Jokowi dalam pembukaan ELP-1 yang diselenggarakan Kementerian BUMN di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/1/2017). (Foto: Biro Pers Istana)
CEO PT Telkom Alex J. Sinaga (kedua kanan) memperoleh ucapan selamat dari Presiden Jokowi dalam pembukaan ELP-1 yang diselenggarakan Kementerian BUMN di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/1/2017). (Foto: Biro Pers Istana)

Sebelumnya, satelit Telkom 1 milik Telkom dikabarkan hancur lantaran mengalami anomali. 

Agustus lalu, Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga, mengungkapkan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Lockheed Martin untuk mencari tahu penyebab anomali yang membuat layanan satelit Telkom 1 terganggu itu.

"Koordinasi yang kita lakukan sama seperti yang seharusnya dilakukan semua operator satelit," ujar Alex saat itu. 

Berdasarkan hasil analisisnya, Lockheed Martin merekomendasikan agar satelit Telkom 1 dimatikan (shut down) untuk menghindari interefensi dengan satelit lain.

Kemkominfo Bantu Amankan Slot Satelit

Menkominfo Rudiantara
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Sebelumnya, pemerintah melalui Kemkominfo juga membantu proses administrasi agar slot orbit 108 BT yang ditempati Telkom 1 tidak jatuh ke pihak lain.

Slot tersebut nantinya akan ditempati oleh satelit Telkom 4 yang direncanakan meluncur paling lambat Agustus 2018.

"Karena akan ada kekosongan, nanti Kemkominfo akan membantu untuk mengurus administrasinya dengan International Telecommunication Union (untuk mengamankan slot itu untuk Indonesia)," kata Alex.

Sebagaimana diketahui, pada Jumat (25/8/2017), terjadi anomali pada satelit Telkom 1. Hal ini memicu pergeseran arah antena (pointing) satelit Telkom 1 yang membuat layanan transponder satelit terganggu.

Akibatnya, sejumlah layanan yang membutuhkan koneksi satelit tak dapat berjalan maksimal. Menurut laporan, hal ini menyebabkan ribuan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) offline dan siaran televisi terganggu. 

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya