Garap Pemasaran Konten secara In-House Hambat Efisiensi Startup

Sejumlah startup berpendapat kecenderungan untuk memiliki tim in-house yang menjalani content marketing dapat menghambat efisiensi biaya dari campaign.

oleh Iskandar diperbarui 02 Mar 2018, 15:09 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2018, 15:09 WIB
Jakarta Content Marketing Meetup
Jakarta Content Marketing Meetup. Dok: GetCRAFT

Liputan6.com, Jakarta - Premier content marketplace GetCRAFT berpendapat meskipun ada banyak content marketing (pemasaran konten) yang dilakukan tim in-house oleh sebuah startup, banyak yang merasa kekurangan expertise.

Di gelaran 'Jakarta Content Marketing Meetup', Kamis (1/3/2018), GetCRAFT mengutip sebuah penelitian yang menyatakan bahwa 40 persen perusahaan business-to-consumer di Indonesia memiliki in-house content marketing.

Lebih dari dua kali lipatnya (83 persen) menolak untuk mempekerjakan outsource untuk aktivitas pemasaran konten via agensi.

Sejumlah startup berpendapat kecenderungan untuk memiliki tim in-house yang menjalani content marketing dapat menghambat efisiensi biaya dari campaign.

Selebihnya, 45 persen koresponden di survei yang sama pada 2017 menyatakan, mereka merasa kekurangan kemampuan dan sumber daya yang efektif untuk kampanye digital marketing secara umum. Terlebih lagi content marketing.

“Jika content marketing yang ada dapat memproduksi dan mendistribusikan konten berkualitas, serta dapat dimengerti dan dihargai oleh pembeli, maka syarat pertama untuk para brand adalah meyakinkan kualitas tinggi,” ujar Anthony Reza, Co-Founder dan CEO Indonesia GetCRAFT dalam keterangan tertulisnya.

GetCRAFT baru-baru ini meluncurkan kembali marketplace yang membuka akses ke lebih dari 4.000 jejaring dari pembuat konten di seluruh daerah.

GetCRAFT, sebagai perusahaan startup, juga mengharapkan agar terbukanya marketplace baru untuk membantu mempertemukan brand dan agensi dengan kreator konten yang tepat agar dapat mencapai tujuan akhir serta dapat memperbaiki efisiensi biaya.

“Di antara para pemasar, bila melihat kurangnya koneksi yang dapat ditemukan berarti ada kesulitan untuk mencari kreator konten yang cocok untuk kebutuhan. Untuk para kreatif, artinya, tidak ada pekerjaan,” tambah Patrick Searle, Co-founder dan Group CEO GetCRAFT.

 

 

 

Terikat Gagasan Konvensional

Jakarta Content Marketing Meetup. Dok: GetCRAFT
Jakarta Content Marketing Meetup. Dok: GetCRAFT

Menggarap content marketing secara in house, selain tidak efisien dari sisi biaya, tapi juga membuat brand kesulitan memenuhi keinginannya terkait konten.

Pada survei GetCRAFT terpisah tahun lalu, publisher dan influencer media sosial mengeluhkan bahwa pemasar untuk konten berbayar seperti tidak tahu apa yang mereka lakukan.

“Kami menemukan bahwa para pemasar masih banyak yang terikat oleh gagasan-gagasan konvensional dari esensi brand itu sendiri. Mereka lebih banyak memikirkan brand daripada nilai-nilai yang dapat ditawarkan ke pembeli. Mereka perlu melepaskan mindset dan konten yang telah mereka produksi,” jelas Reza.

Di samping kreator konten seperti penulis, editor, fotografer, videografer, dan desainer, publisher dan influencer di media sosial juga ada di marketplace GetCRAFT.

GetCRAFT hadir untuk mempermudah brand dan agensi untuk mengatur kreasi konten, konten berbayar, dan mengukur performa campaign di satu tempat yang sama.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya