Netflix Ajak Barack Obama Kolaborasi, Mau Buat Apa?

Menurut kabar, Netflix akan mengajak Obama untuk membuat konten eksklusif di platformnya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 11 Mar 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2018, 14:00 WIB
Presiden ke-44 Amerika Serikat, Barack Obama.
Presiden ke-44 Amerika Serikat, Barack Obama. (AP Photo/Julio Cortez)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak tak lagi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, gaung Barack Obama nyatanya masih belum padam. Hal itu ditunjukkan dengan upaya sejumlah pihak untuk menggandengnya melakukan kerja sama. 

Salah satu yang dilaporkan telah melakukan pembicaraan cukup serius untuk bekerja sama dengan Obama adalah Netflix. Menurut laporan The New York Times, layanan streaming film itu disebut-sebut berencana membuat konten eksklusif bersama Obama.

Dikutip dari Ars Technica, Minggu (11/3/2018), tak hanya Barack Obama, sang istri Michelle Obama juga disebut-sebut akan berpartisipasi dalam proyek bersama Netflix ini. Menurut sumber anonim, Obama akan diajak untuk membuat serial mengenai kisah-kisah inspiratif.

Kendati belum dapat dipastikan seperti apa konsepnya, ada beberapa ide konten yang sedang dikembangkan, seperti pandangan Obama soal masalah kesehatan, perubahan iklim, termasuk hak memilih. 

Sementara program lain untuk Michelle Obama akan lebih fokus pada pandangannya terhadap sejumlah topik, seperti persoalan nutrisi yang memang menjadi keahliannya. Keduanya juga dapat menyuarakan pandangannya terhadap konten di Netflix yang dirasa sesuai. 

Jika kabar ini benar, hampir dapat dipastikan serial tersebut hanya akan tersedia secara eksklusif di Netfilx. Selain Netflix, Apple dan Amazon juga dilaporkan tertarik untuk menggandeng Obama membuat konten serupa.

Spotify Tawarkan Pekerjaan kepada Obama

Spotify
Ilustrasi Spotify Event (Sumber: Tech Crunch)

Sebelumnya, Obama juga sempat mendapatkan penawaran pekerjaan dari Spotify. Hal itu menyusul leluconnya mengenai ia berharap bisa bekerja di Spotify sesudah meninggalkan Gedung Putih. 

Spotify pun menanggapi lelucon itu dengan mengunggah lowongan pekerjaan untuk posisi "Presiden Playlist". Iklan lowongan pekerjaan itu memang tidak secara gamblang merujuk kepada Obama, tapi semua kriterianya tertuju kepadanya.

Layanan streaming itu mengajukan syarat pada pelamar, yakni harus memiliki setidaknya delapan tahun "pengalaman menjadi pemimpin sebuah negara", pernah memenangkan Nobel Perdamaian, serta memiliki sifat yang ramah dan hangat.

CEO Spotify Daniel Ek melalui akun Twitter-nya berkicau, "Saya mendengar Anda tertarik untuk berperan di Spotify. Apakah Anda melihat yang satu ini?"

Meskipun kicauan tersebut tidak menyebutkan nama Obama, bisa dibilang Spotify sangat mengharapkan hal itu, dan selalu terbuka untuk perubahan.

Sempat Jadi Kandidat CEO Uber

CEO Uber Dara Khosrowshahi
CEO Uber Dara Khosrowshahi. Dok: TechCrunch

Sebelumnya, Obama juga sempat disebut-sebut cocok menggantikan Travis Kalanick sebagai CEO Uber. Pertengahan tahun lalu, Uber memang sempat dilaporkan kebingungan mencari CEO anyar. 

Saat itu, Managing Director Global of Global Equities Research, Trip Chowdhry, menyarankan Uber untuk memilih Obama sebagai CEO baru. Ia dinilai akan menjadi CEO yang luar biasa.

"Para developer percaya bahwa mantan Presiden AS, Barack Obama, mungkin akan menjadi CEO baru Uber. Ia akan menjadi CEO yang luar biasa, 'out of the box' dan CEO yang sempurna untuk Uber," kata Chowdhry.

Chowdhry mengakui valuasi Uber kemungkinan besar akan tetap "runtuh" meski Obama menjadi CEO. Namun, kehadiran Obama, katanya, bisa menjadi langkah untuk mencegah perusahaan teknologi transportasi online itu benar-benar hancur.

Namun, wacana tersebut memang tak terjadi. Kini, Uber sudah memiliki CEO anyar, Dara Khosrowshahi, yang sebelumnya memimpin Expedia. 

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya