Liputan6.com, Jakarta - Facebook akan menghadirkan lebih banyak berita lokal di News Feed. Hal ini membuat pengguna dapat lebih banyak mengetahui informasi dari sumber berita lokal tentang lingkungan tempat tinggal dan kota-kota lain yang mungkin disukai.
Prioritas terhadap berita lokal ini telah dilakukan oleh Facebook pada awal 2018 di Amerika Serikat (AS). Facebook pun memperluas fitur baru tersebut ke negara-negara lain, termasuk di Indonesia.
"Berita lokal membantu orang terhubung dengan komunitas terkait dengan isu di lingkungan mereka, sehingga orang bisa melihat berita mengenai topik yang berdampak langsung pada komunitasnya dan juga informasi mengenai apa yang terjadi di lingkungan mereka," jelas Facebook dalam pernyataan resminya, Rabu (28/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Melalui pembaruan ini, Facebook mengklaim dapat membantu penerbit lokal yang meliput berita di beberapa kota sekaligus, agar bisa menjangkau pembaca di setiap wilayah tersebut.
Sumber berita akan dianggap sebagai penerbit lokal jika orang di sejumlah kota lebih mungkin membaca artikel dari domain mereka, dibandingkan orang di luar kota tersebut.
"Kami juga memperluas pemahaman tentang apa yang dianggap lokal oleh banyak orang, dengan menyertakan kota lain yang mereka sukai dan menghubungkannya dengan penerbit lokal dari kota-kota tersebut," ungkap Head of News Product Facebook, Alex Hardiman.
Hardiman pun menegaskan Facebook akan terus berupaya memprioritaskan kualitas berita di News Feed, termasuk dari sumber yang dipercaya secara luas, informatif dan relevan bagi komunitas lokal.
"Besar harapan kami bahwa upaya kami ini bisa terus ditingkatkan dan semakin meluas tahun ini," katanya.
Bos Facebook Minta Maaf Secara Terbuka di Surat Kabar
Terlepas dari layanan terbarunya, Facebook tengah menjadi sorotan terkait skandal penyalahgunaan data puluhan juta pengguna. Sebuah perusahaan bernama Cambridge Analytica dilaporkan memanfaatkan data-data tersebut untuk kepentingan komersial.
Facebook pun telah mengakui masalah tersebut dan menyampaikan permintaan maaf. CEO Facebook, Mark Zuckerberg, pun telah menyampaikan permintaan maafnya.
Zuckerberg juga memuat permintaan maaf dalam satu halaman penuh di beberapa surat kabar papan atas di Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada Minggu (25/3/2018) dan Senin (26/3/2018).
Iklan permintaan maaf yang ditandatangi oleh Zuckerberg itu berbunyi: "Anda mungkin pernah mendengar tentang aplikasi kuis yang dibuat oleh peneliti universitas yang membocorkan data jutaan orang di Facebook pada tahun 2014. Saya meminta maaf karena kami tidak melakukan lebih banyak hal saat itu."
Kata "peneliti universitas" merujuk pada akademisi University of Cambridge, Aleksandr Kogan, yang menurut Facebook, telah melanggar kebijakan privasi dengan memberikan data pengguna ke Cambridge Analytica, tanpa izin. Cambridge Analytica tidak memiliki hubungan dengan University of Cambridge.
Advertisement
Deretan Surat Kabar Berisi Permintaan Maaf
Seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada CBS News, iklan tersebut muncul pada Minggu (25/3/2018), di Inggris, yakni surat kabar Sunday Times, Sunday Telegraph, Observer, Mail on Sunday, Sunday Mirror dan Sunday Express.
Di AS, iklan permintaan maaf terbuka itu dimuat di harian The New York Times, Washington Post dan Wall Street Journal, yang diterbitkan pada Senin (26/3/2018).
"Ini (skandal Cambridge Analytica) adalah pelanggaran kepercayaan dan saya menyesal kami tidak melakukan lebih banyak pada saat itu. Kami sekarang mengambil langkah untuk memastikan ini tidak terjadi lagi," tulis Zuckerberg dalam iklan permohonan maaf tersebut.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: