Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data Kaspersky Lab, Indonesia termasuk tiga negara teratas yang diserang malware mobile pada 2017. Sebanyak 41,14 persen malware mobile dilaporkan menargetkan Indonesia.
Iran menjadi negara yang paling banyak diserang malware mobile dengan persentase 57,25 persen. Bangladesh berada di posisi kedua dengan 42,76 persen dan Indonesia di peringkat berikutnya dengan 41,14 persen serangan.
Mengutip data solusi keamanan mobile dari Kaspersky Lab, sebanyak tujuh juta percobaan serangan malware mobile terjadi di dunia pada 2017. Jumlahnya turun dari 40 juta pada 2016. Kendati demikian, jumlah perangkat yang terlindungi dari malware mengalami peningkatan.
Advertisement
Baca Juga
Lebih dari 4,9 juta pengguna perangkat berbasis Android terlindungi dari malware, 1,2 kali lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Sebanyak 110.184 pengguna unik menjadi target mobile ransomware, 1,4 kali lebih rendah dibandingkan 2016.
Lebih lanjut, Kasperksy mengungkapkan epidemi ransomware yang melanda dunia pada tahun lalu juga tercermin dalam lanskap ancaman mobile. Kaspersky Lab menemukan 544.107 paket pemasangan untuk Trojan Mobile Ransomware, dua kali lebih tinggi dibanding 2016 dan 17 kali lebih tinggi daripada 2015.
Peningkatan ini terdeteksi selama beberapa bulan pertama 2017 karena aktivitas tinggi dari jenis Trojan Congur. Trojan ini sejenis pemblokir yang mengatur ulang PIN dari perangkat dan kemudian meminta uang untuk membukanya.
"Lanskap ancaman mobile jelas berbanding lurus dengan apa yang terjadi di pasar mobile global. Saat ini, Trojan Mobile Advertising yang mengeksploitasi hak root memang sedang menurun, tetapi jika versi terbaru Android firmware menjadi rentan, maka akan muncul peluang baru dan kami akan melihat pertumbuhannya kembali," jelas Ahli Keamanan di Kaspersky Lab, Roman Unuchek.
5 Juta Smartphone Android Diduga Terserang Malware RottenSys
Terlepas dari laporan Kaspersky, ada informasi terbaru lain tentang malware mobile. Menurut laporan perusahaan keamanan digital, Check Point Research, sekiraĀ limaĀ juta smartphone Android diduga memiliki malware bernama Rottensys sejak dari pabrikan.
"Check Point Mobile Security Team telah menemukan malware, yang menyerang setidaknya lima juta pengguna Android untuk mendapatkan keuntungan iklan dengan cara curang. Mereka menamakannya sebagai RottenSys karena sampel yang kami temui awalnya disamarkan sebagai layanan sistem Wi-Fi," demikian keterangan tertulis dariĀ Check Point, beberapa waktu lalu.
Beberapa merek Android yang diduga terinfeksi malware ini, antara lain berasal dari Samsung, Xiaomi, Honor, Oppo, Vivo, Huawei dan Gionee.Ā Berbagai perangkat yang terinfeksi ini diduga telah didistribusikan oleh distributor smartphone pihak luar bernama Tian Pai, di Hangzhou, Tiongkok.
Advertisement
Menyamar Sebagai Aplikasi
Berdasarkan keterangan Check Point Mobile Security Team, RottenSys merupakanĀ malwareĀ tingkat tinggi yang menyamarkan dirinya sebagai peranti atau aplikasi untuk membantu mengatur koneksi Wi-Fi. Tim tersebut menemukan malware itu di ponsel Xiaomi Redmi.
Alih-alih mengamankan layanan Wi-Fi pada pengguna, aplikasi justru meminta berbagai izin sensitif untuk membaca kalender pengguna, hingga mengunduh tanpa pemberitahuan. Hal ini tentu tak berhubungan dengan layanan Wi-Fi.
"Berdasarkan temuan kami,Ā malwareĀ RottenSys mulai menyebar September 2016. Pada 12 Maret 2018, 4,9 juta perangkat terinfeksi RottenSys," kata para peneliti.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: