Tentara Tiongkok Kini Boleh Pakai Smartphone

Kabar menyenangkan untuk tentara Tiongkok, sekarang mereka diperbolehkan menikmati smartphone. Seperti apa peraturannya?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Apr 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 10:00 WIB
20150901- Militer China Peringati 70 tahun Berakhirnya Perang Dunia II-Beijing
Barisan Tentara China saat melakukan pelatihan menyambut peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Pangkalan Militer Beijing , Cina ( 1/8/2015). Parade militer besar-besaran akan disuguhkan China untuk menyambut acara ini. (REUTERS/Stringer)

Liputan6.com, Beijing - Para tentara di Tiongkok--terutama yang masih muda--kini dapat berlega hati. Pasalnya, pemerintah Tiongkok sudah mengizinkan mereka untuk menggunakan smartphone.

Dilansir CGTN, Rabu (18/4/2018), angkatan bersenjata Tiongkok melakukan pembaruan pada aturan perihal penggunaan smartphone untuk tentara mereka.

Apabila dulu pemakaian smartphone memerlukan izin dari atasan, sekarang tentara dapat memakainya saat menghabiskan waktu luang, cuti, dan liburan.

Para tentara diwajibkan mendaftar dengan nama mereka untuk memakai ponsel, sebagaimana warga sipil lainnya.

Selain nama, tentara juga diharuskan memberi tahu posisi jabatannya, nomor telepon, serta model ponsel, akun WeChat, dan nomor QQ.

Para tentara turut diberi peringatan agar tidak memberikan data sensitif ke penyedia layanan seperti media sosial, platform media baru, dan situs belanja online.

"Para tentara ingin memahami bagaimana angkatan bersenjata akan melindungi hak mereka untuk mengakses informasi. Dan kami memahami jelas betapa pentingnya jaringan mobile di dunia modern," ucap pejabat senior militer kepada Xinhua, media milik pemerintah Tiongkok.

"Sekarang kami telah melonggarkan beberapa pencekalan dan pada saat yang sama melakukan pengendalian, sehingga membuatnya lebih praktis," lanjutnya.

Pembaruan aturan-aturan dasar tentara memang sedang dilakukan oleh Xi Jingping dan akan mulai diterapkan pada 1 Mei 2018.

 

 

Pemerintah Tiongkok Mengawasi Internet Rakyatnya

Kota Terlarang di China
Pengunjung berjalan di Forbidden City atau Kota Terlarang di Beijing, (7/3). Kota Terlarang, merupakan istana terisolasi kaisar Qing dan Dinasti Ming China untuk tempat wisata utama yang terletak di pusat ibu kota. (AP Photo/Aijaz Rahi)

Pemerintahan komunis di Tiongkok terkenal mengawasi ketat penggunaan internet rakyatnya, bila macam-macam risikonya akan dijemput pihak kepolisian.

Seperti yang terjadi kepada seorang mahasiswa di Tiongkok yang dijemput polisi karena membuat sesuatu yang melawan pemblokiran.

Dilansir The Globe and Mail, seorang mahasiswa bernama Yan (nama samaran) mendapat "kunjungan" dari aparat karena ulahnya di media sosial.

Yan yang masih berusia 19 tahun dikunjungi dengan alasan ada pemeriksaan dokumen rutin, tidak lama kemudian polisi langsung blak-blakan mengungkapkan niat mereka.

"Mereka bertanya padaku apa yang aku pos di Weibo," ucap Yan. Weibo adalah media sosial yang masih dibolehkan di Tiongkok dan mirip dengan Twitter.

Yan akhirnya mengaku telah menciptakan sebuah perangkat digital agar pengguna internet yang akun media sosialnya telah dihapus dapat kembali saling bertemu.

Banyaknya penghapusan akun media sosial masih terkait dengan pemerintah Tiongkok yang sedang sensitif terkait jabatan Xi Jinping.

Meski telah menjelaskan bahwa ia tidak berniat jahat dan hanya ingin bertemu kawan-kawannya, ternyata polisi tetap menyita komputernya serta membawanya ke kantor polisi.

Yan tidak menyangka ia akan disuruh menandatangani dokumen agar berjanji menghapus perangkat yang dibuatnya dan tidak membuat perangkat serupa.

Bukan hanya itu, polisi Tiongkok juga mengambil darahnya.

"Mereka hanya bilang mereka butuh mengambil DNA saya," kata Yan. Ia juga melihat dirinya ditandai sebagai "orang kunci yang diawasi."

Rakyat Hati-hati Ketika Berbicara Politik

Kim Jong Un dan Presiden China Xi Jinping Bertemu di Beijing
Warga menonton berita yang menyiarkan kunjungan kejutan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ke China di Seoul Railway Station, Korea Selatan, Rabu (28/3). Ini merupakan lawatan pertama Kim Jong-un sejak menjabat pada 2011. (AP Photo/Lee Jin-man)

Meskipun internetnya diawasi, tetapi rakyat Tiongkok tidak tahan untuk mengirimkan komentar menyentil terkait isu-isu politik.

Namun, mereka harus melakukannya dengan hati-hati, seperti ketika Kim Jong Un mengunjungi negara mereka.

Dikutip dari Reuters, beberapa kode untuk Kim Jong Un adalah "Si gemuk di kereta" dan "pasien obesitas."

Mengapa ada kereta? Itu karena spekulasi kedatangan Kim Jong Un dimulai saat ada kereta misterius yang datang ke Stasiun Beijing, dan ternyata kereta yang sama dipakai oleh Kim Jong Il.

Sebelumnya, warganet Tiongkok sempat memberikan kode lain untuk menyebut Kim Jong Un, yaitu "Jin San Pang" (Kim Gemuk Ketiga), tetapi kata-kata itu disensor oleh pemerintah.

Dua media sosial asal Tiongkok yakni Weibo dan WeChat memang dikontrol dengan ketat oleh pemerintah. Salah satu badan yang mengontrol dunia maya adalah Administrasi Ruang Siber Tiongkok.

Pemerintah Tiongkok dapat dengan mudah mencekal kata-kata atau komentar yang mereka tidak setujui di dunia maya.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya