Scavenger, Aplikasi Daur Ulang Sampah Buatan Anak Bangsa

Scavenger adalah sebuah proyek yang dinaungi oleh The Better Green People (TBGP), di mana menjadi sarana untuk masyarakat dalam membantu mengelola daur ulang sampah.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2018, 21:00 WIB
20161116-Kehidupan Bocah-Bocah Pemulung di Yaman-Yaman
Seorang bocah laki-laki berdiri di antara tumpukan sampah di sebuah tempat pembuangan akhir (TPA) di pinggiran Sanaa, Yaman, Rabu (16/11). Setiap hari para bocah di daerah tersebut mengumpulkan sampah untuk didaur ulang. (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)

Liputan6.com, Jakarta - Dewasa ini, persoalan lingkungan menjadi perhatian. Kerusakan lingkungan bahkan mengakibatkan beragam bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.

Di antaranya akibat tidak terkelola sampah, termasuk sampah rumah tangga, dengan baik.

Melihat masalah tersebut, Scavenger hadir dengan harapan dapat mengurangi jumlah limbah, dan mencegah tindakan membuang sampah sembarangan.

Scavenger adalah sebuah proyek yang dinaungi oleh The Better Green People (TBGP), di mana menjadi sarana untuk masyarakat dalam membantu mengelola daur ulang sampah demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

"Masyarakat Indonesia saat ini masih belum terbiasa memilah-milah sampah untuk didaur ulang, yang biasanya terjadi adalah mereka memasukkan semua sampah ke dalam plastik untuk dibuang sekaligus," kata Fio Wibawa, pendiri Scavenger Indonesia, melalui keterangannya, Kamis (26/4/2018).

"Misi kami adalah menjadikan Indonesia sebagai tempat yang layak untuk dihuni semua makhluk hidup dan menghijaukan lingkungan, dimulai dari pemilahan sampah di lingkungan masyarakat yang paling kecil, yaitu rumah tangga," tambahnya.

Untuk mendukung misi tersebut Scavenger Indonesia menyediakan sarana bagi masyarakat dan pemulung sebuah peluang yang efisien, aman, dan bersih dalam mengumpulkan sampah daur ulang untuk dijual kembali dan mendapatkan penghasilan, yaitu melalui aplikasi Scavenger di smartphone.

 

Proyek Percontohan

20161116-Kehidupan Bocah-Bocah Pemulung di Yaman-Yaman
Seorang anak kecil mencari sampah di sebuah tempat pembuangan akhir (TPA) di pinggiran Sanaa, Yaman, Rabu (16/11). Setiap hari para bocah di daerah tersebut mengumpulkan sampah untuk didaur ulang atau dijual. (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)

Sebagai proyek percontohan, Scavenger Indonesia bekerjasama dengan perumahan Kebayoran Village, Bintaro Tangerang Selatan melakukan peluncuran perdana sistem aplikasi pengelolaan sampah daur ulang.

Tujuan kerjasama ini adalah untuk menguji respon warga perumahan Kebayoran Village tentang kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini dalam pengelolaan sampah daur ulang. Sekaligus mengetahui antusiasme warga setempat mengenai aplikasi Scavenger Indonesia.

Scavenger Indonesia telah bekerjasama dengan pemulung di daerah setempat untuk memberikan edukasi tentang cara kerja aplikasi dan kemudahan penggunaan aplikasi Scavenger.

Harapan ke depannya, pemulung dapat bekerja secara optimal untuk membantu warga untuk mengumpulkan dan memilah sampah yang akan di daur ulang oleh mereka.

"Dengan mendaur ulang sampah, kami ingin menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih sehingga layak untuk ditempati oleh semua lapisan masyarakat," tutup Fio.

Berkat Teknologi Baru, Daur Ulang Limbah Plastik Bisa Lebih Cepat

7 Cara Unik Daur Ulang Botol Bekas
Bingung mau mendaur ulang sampah botol plastik di rumah? Cara-cara ini dapat dilakukan

Limbah plastik sebetulnya bisa didaur ulang. Namun untuk melakukannya, butuh proses yang berbelit-belit dan biaya yang besar dibanding daur ulang material lain.

Untuk mengatasi kendala ini, ilmuwan menciptakan teknologi khusus dengan membuat enzim yang mampu 'memakan' limbah plastik.

Dilansir laman Ubergizmo, ilmuwan University of Portsmouth, Inggris, mengaku terinspirasi dari penemuan bakteri di Jepang pada 2016 yang secara alami mampu berevolusi untuk memakan material plastik dalam gundukan limbah.

Dengan demikian, mereka berencana untuk menduplikasikan bakteri tersebut, sehingga tercipta enzim yang berevolusi dengan baik dan dapat bekerja dalam waktu cepat.

Diungkapkan, enzim bisa bekerja 'menghabiskan' material plastik hanya dalam waktu beberapa hari saja. Tentu metode ini sangat menakjubkan jika dibandingkan dengan daur ulang plastik yang biasanya menghabiskan waktu puluhan hingga ratusan tahun.

"Kami berharap enzim ini bisa mengubah material plastik kembali ke komponen aslinya, jadi kami bisa lebih mudah mendaur ulang dengan cepat. Ini artinya kami juga tidak perlu menghabiskan lebih banyak instrumen lain seperti minyak untuk menghabiskan proses daur ulang," ujar John McGeehan, pimpinan ilmuwan University of Portsmouth.

Enzim tersebut untuk saat ini masih dalam tahap uji coba. Namun McGeehan mengklaim kalau metode ini akan rampung dalam waktu dekat.

Reporter: Fauzan Jamaludin

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya