Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok fisikawan dan astronom baru saja mengumumkan kehadiran kamera paling canggih di dunia. Kamera ini dibangun di wilayah Hawaii, Amerika Serikat.
Dikutip dari NBC News, Rabu (23/5/2018), kamera ini diberi nama Darkness, kependekan dari Dark-speckle Near-infrared Energy-resolved Superconducting Spectrophotometer.
Kamera nantinya akan digunakan untuk mengamati planet lain yang berada dekat Tata Surya. Rencananya, kamera tersebut juga dipakai untuk membantu para ilmuwan menemukan kehidupan lain di luar Bumi.
Advertisement
Baca Juga
Kamera Darkness sekaligus membantu para ilmuwan untuk mengamati planet lain yang berjarak sangat jauh dari Bumi. Alasannya, cahaya dari planet yang berjarak sangat jauh biasanya lebih redup dari bintang utamanya.
"Secara teknis, langkah ini sangat menantang, karena bintang utama biasanya jauh lebih terang dari planet," tutur fisikawan asal University of California, Benjamin Mazin, yang juga sekaligus ketua dari tim ini.
Karena itu, kamera Darkness berupaya akan menyaring cahaya dari bintang utama. Setelahnya, melalui cermin khusus, kamera ini akan mengurangi distorsi atmosfer sekaligus memperjelas hasil tangkapan yang buram.
Kehadiran kamera disambut baik oleh sejumlah pihak. Salah satunya adalah fisikawan asal Stanford University Bruce Macintosh. Ia menyebut Darkness merupakan kamera dengan teknologi yang sangat mengagumkan.
Kamera Darkness sekaligus membawa babak baru dalam pencarian planet serupa Bumi, sebab pencarian dapat dilakukan langsung. Selama ini, para ilmuwan masih mengandalkan observatorium luar angkasa, seperti teleskop Kepler dan TESS.
Siap Beroperasi pada 2027
Tak hanya mengamati eksoplanet, Darkness juga disebut dapat mengungkap sejumlah eksoplanet baru yang berada di luar jangkauan teknik pendeteksian lain.
Kamera ini sendiri dibangun untuk teleskop Hale di observatorium Palomar, Amerika Serikat.
Mazin menuturkan, kamera ini mampu mendeteksi planet yang memiliki ukuran setara Jupiter. Kendati demikian, saat melakukan pengembangan, kamera ini juga dapat menjangkau planet asing seukuran Bumi.
Nantinya, Darkness diharapkan dapat dimanfaatkan untuk teleskop Thirty Meter, sebuah observatorium yang juga berlokasi di Hawaii. Menurut rencana. kamera akan mulai beroperasi pada 2027.
Advertisement
Berbekal Bantuan Google, NASA Berhasil Temukan 8 Planet Baru
Sebelumnya, NASAÂ baru saja mengumumkan telah menemukan delapan planet yang mengitari sebuah bintang utama, mirip dengan tata surya. Kali ini, badan antariksa Amerika Serikat itu dibantu kecerdasan buatan Google.Â
Dikutip dari The Verge, Sabtu (16/12/2017), planet baru ini ditemukan berlokasi di sekitar Kepler-90, bintang mirip Matahari yang berjarak 2.500 tahun cahaya dari Bumi. Kepler-90 sendiri ditemukan pertama kali pada 2014.
Lantas, bagaimana NASA menemukan delapan planet baru tersebut? Dengan kecerdasan buatan, para astronom mampu membaca sinyal 'lemah' dari data hasil tangkapan teleskop Kepler yang sebelumnya diabaikan.
Sekadar informasi, para astronom biasanya memanfaatkan sinyal terkuat untuk dapat memproses sebuah temuan. Namun dengan bantuan kecerdasan buatan, kemampuan teleskop tersebut dapat lebih ditingkatkan.
Jadi, kecerdasan buatan mampu memilah informasi dari sinyal lemah yang diterima oleh teleskop. Informasi itu kemudian diolah dan para astronom berhasil menemukan planet baru.Â
Sayangnya, meski memiliki formasi yang serupa Bumi dengan Matahari, sistem ini dianggap tak mendukung kehidupan. Alasannya, Kepler-90 sebagai bintang utama berukuran 20 persen lebih besar dan 5 persen lebih hangat dari Matahari.
Tak hanya itu, posisi antara planet juga jauh lebih dekat ketimbang formasi planet dalam tata surya kita. Sebagai perbandingan, orbit seluruh sistem tersebut diperkirakan tak lebih dari jarak Bumi dan Bulan.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â