14 Juta Pengguna di Dunia Terima Peringatan dari Facebook, Ada Apa?

Kali ini jejaring sosial raksasa itu memberi peringatan kepada 14 juta pengguna yang tersebar di dunia, ada apa?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 08 Jun 2018, 13:27 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2018, 13:27 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook kembali berulah. Kali ini jejaring sosial raksasa itu memberi peringatan kepada 14 juta pengguna yang tersebar di seluruh dunia tentang adanya bug yang mengubah pengaturan privasi mereka.

Mengutip laman Engadget, Jumat (8/6/2018), bug yang dimaksud telah mengubah pengaturan privasi pengguna dari default ke publik.

Dengan mengubah pengaturan privasi ke publik, para pengguna yang mengunggah posting-an khusus untuk teman jadi bisa dilihat oleh semua orang.

Sekadar diketahui, bug ini muncul pertengahan Mei 2018. Kini, Facebook tengah meminta ke pengguna yang terpengaruh untuk meninjau pengaturan mereka manakala pengaturannya berubah ke publik.

Dalam pernyataan kepada Engadget, Chief Privacy Officer Facebook, Erin Egan mengatakan, "baru-baru ini kami menemukan sebuah bug yang secara otomatis menyarankan pengguna untuk mengunggah sesuatu untuk publik."

Egan mengatakan, pihaknya tengah memperbaiki masalah tersebut. "Mulai hari ini kami memberi tahu semua pengguna terdampak dan meminta mereka meninjau semua unggahan pada periode waktu itu," kata Egan.

Lebih lanjut, dia menekankan, bug tersebut tidak berdampak apapun pada unggahan-unggahan sebelumnya. "Pengguna masih bisa memilih untuk membagikan unggahan kepada siapapun yang dikehendakinya. Kami meminta maaf untuk masalah ini," tulisnya dalam pernyataan.

 

Bug Aktif Pada Pertengahan Mei

Facebook
Ilustrasi Facebook (AP Photo/Noah Berger, File)

Sekadar informasi, bug tersebut mulai aktif pada 18 Mei dan Facebook merilis perbaikan pada 22 Mei. Kendati demikian, Facebook tidak mengembalikan pengaturan status semua orang hingga tanggal 27 Mei 2018.

Bug ini muncul saat Facebook mulai mengembangkan opsi "featured items" di profil pengguna, guna menekankan berbagai konten yang dipilihnya. Sayangnya, Facebook secara tidak sengaja malah meningkatkan setting publik ke semua unggahan.

Facebook pun telah mengatur ulang pengaturan status milik pengguna yang terdampak seperti saat bug belum muncul. Jejaring sosial itu juga berencana untuk lebih transparan memberi informasi kepada penggunanya setelah merebaknya kasus Cambridge Analytica.

Namun baru-baru ini Facebook dituding telah berbagi data pribadi pengguna ke vendor smartphone seperti Samsung, Apple, dan lain-lain.

Facebook Berbagi Data Pribadi Pengguna dengan Vendor Smartphone

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Facebook mengakui, telah menjalin kerja sama terkait data pengguna dengan empat perusahaan Tiongkok. Diketahui, salah satu perusahaan vendor smartphone yang juga bermitra dengan Facebook adalah Huawei.

Kerja sama antara Facebook dengan vendor smartphone Tiongkok terkait data pengguna itupun mendapatkan sorotan dari badan intelijen Amerika Serikat, terutama karena masalah keamanan.

Mengutip Reuters, Rabu (6/6/2017), Facebook menyebut, selain Huawei, perusahaan pembesut smartphone dan komputer Lenovo, serta Oppo, dan TCL merupakan beberapa dari 60 perusahaan (termasuk Apple) di dunia yang mendapatkan akses ke data pengguna.

Akses ini didapatkan setelah semuanya menandatangani kontrak untuk membuat pengalaman penggunaan Facebook lewat smartphone jadi lebih baik.

Sejumlah anggota Kongres pun langsung meningkatkan perhatian terhadap hal ini. Anggota Kongres menganggap, data milik teman pengguna bisa jadi telah diakses tanpa sepengetahuan si pemilik data.

Facebook pun membantah hal ini dan berkilah, akses data diberikan agar memungkinkan pengguna mengakses fitur-fitur Facebook melalui smartphone.

Facebook juga menyebut, lebih dari setengah kemitraan dengan vendor smartphone telah selesai. Termasuk dengan Huawei yang kemitraannya akan disetop pada Minggu ini, juga dengan tiga perusahaan Tiongkok lainnya.

Gara-gara masalah ini, perusahaan telekomunikasi Tiongkok juga mendapatkan sorotan dari pejabat inteligen AS. Para pejabat berpendapat, Facebook telah memberikan kesempatan bagi mata-mata asing untuk mengancam keamanan AS.

Senator Mark Warner, Wakil Kepala Intelligence Committee mempertanyakan kepada Facebook soal Huawei yang turut menerima data pengguna Facebook.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya