Huawei Pede Berkibar di Luar Negeri

Sukses di tanah kelahirannya, Huawei optimis dan bekerja keras untuk mengenalkan mereknya di berbagai negara di dunia.

oleh Andina Librianty diperbarui 07 Jul 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2018, 16:00 WIB
Huawei P20 Pro Resmi Dipasarkan di Indonesia
Ponsel Huawei P20 Pro terlihat saat peluncuran di Jakarta, Kamis (28/6). Huawei P20 Pro resmi dipasarkan dan dibanderol seharga Rp 11.999.000 di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Beijing - Huawei berusaha keras menunjukkan taringnya di pasar luar negeri. Optimisme perusahaan asal Tiongkok di pasar smartphone luar negeri ini didorong kesuksesan di tanah kelahirannya.

President, Marketing and Sales Services of Huawei, Jim Xu, mengakui untuk sukses di pasar luar negeri memang bukan perkara mudah.

Perusahaan berusaha keras mengenalkan mereknya di berbagai negara di luar Tiongkok, hingga akhirnya upaya tersebut mulai membuahkan hasil.

Huawei saat ini merupakan vendor smartphone nomor tiga di dunia dan menguasai pasar Tiongkok. Perusahaan yang berkantor pusat di Shenzhen, Tiongkok, ini juga memiliki pangsa pasar cukup besar di Eropa.

Pengapalan smartphone Huawei ke Eropa dilaporkan tumbuh lebih dari 50 persen pada semester pertama 2017.

Berdasarkan laporan perusahaan riset pasar Counterpoint pada Maret 2018, di dua pasar besar, Italia dan Spanyol, Huawei mengapalkan lebih banyak ponsel dibandingkan Apple, mendekati rival utama lainnya yakni Samsung.

Ambisi Huawei

Jim Xu, selaku Vice President, Handset Business Huawei Consumer Business Group dalam acara APAC Media China Trip 2018. Liputan6.com/ Andina Librianty

Lebih lanjut, Huawei kini tengah berusaha keras memperkuat posisinya di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Meski tidak seagresif kompetitor senegaranya seperti Oppo dan Vivo, perusahaan mulai menunjukkan komitmennya di pasar Indonesia dengan merilis kembali seri flagship terbarunya. Sebelumnya, Huawei absen memboyong seri flagship P10 pada tahun lalu.

Adapun ambisi Huawei di pasar luar negeri didorong dengan kesuksesannya di Tiongkok. Menurut Jim, ketika sudah memiliki pasar besar di dalam negeri, maka perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk melebarkan sayapnya.

"Saat saya mulai dari Eropa, banyak yang bertanya 'Siapa Huawei, kenapa saya harus beli barang Anda' dan kami berusaha meyakinkan mereka untuk mencoba produk kami. Untuk memperkuat branding membutuhkan investasi besar dan juga harus punya cerita sukses di Tiongkok terlebih dahulu," ungkap Jim dalam acara APAC China Media Trip 2018 baru-baru ini.

Selain kualitas produk yang lebih baik, kunci sukses lain Huawei di berbagai negara adalah kerja sama dengan operator. Menurut Jim, bisnis smartphone Huawei meningkat dua kali lipat berkat bantuan operator.

Kerja sama dengan operator tidak hanya menguntungkan bagi konsumen, tapi juga Huawei karena menjadi lebih mudah melakukan berbagai pengujian yang dibutuhkan.

"Kami memastikan kualitas bagi konsumen. Di beberapa negara, kompatibilitas smartphone tidak terlalu baik dengan operator, maka melalui bantuan operator bisa dilakukan pengujian yang dibutuhkan untuk mengatasi hal tersebut," tutur Jim. 

Seri Flagship Kian Membaik

Model menunjukan Huawei P20 Pro di Jakarta, Kamis (28/6). Huawei P20 Pro resmi dipasarkan dan dibanderol seharga Rp 11.999.000 di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Huawei menarik perhatian besar ketika pertama kali merilis seri flagship P9 pada 2016 karena bekerja sama dengan vendor kamera terkemuka asal Jerman, Leica.

Kualitas pengambilan gambar smartphone tersebut mendapatkan banyak pujian. Seiring waktu, perusahaan melakukan perbaikan tidak hanya dari sisi produk, tapi juga strategi pemasaran.

Perusahaan pun kini menekankan akan lebih agresif di seri premium. "Ketika merilis dual kamera dengan Leica dua tahun lalu, smartphone itu kurang dalam hal pemasaran," kata Jim.

Ia menambahkan, "Kami pun bekerja keras untuk memberikan teknologi baru untuk konsumen, sehingga kami bisa lebih baik dan merilis P20 Pro untuk mendorong lebih banyak konsumen memilih Huawei."

Untuk di Indonesia sendiri, Jim mengungkapkan Huawei akan mengubah strateginya agar dapat mendongkrak pangsa pasarnya yang masih kecil. Perusahaan akan fokus pada smartphone kelas menengah dan premium, termasuk Huawei P20 Pro.

Sayangnya, langkah Huawei di pasar luar negeri terganjal di Amerika Serikat (AS). Rencana Huawei merilis seri flagship terbarunya di negara tersebut untuk saat ini tidak bisa terealisasi, disebabkan pemerintah setempat melarangnya dengan alasan keamanan nasional.

Kendati demikian, Jim menekankan hal tersebut tidak akan mengganggu pasar Huawei yang ada sekarang.

"Pertimbangan terpenting adalah kami memberikan produk terbaik, kami akan memberikan nilai-nilai sesungguhkan kepada konsumen. Biar konsumen yang menentukan pilihannya," ujar pria yang memulai karirnya di Huawei sejak 1997 sebagai engineer tersebut.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya